Abstrak


Analisis Kekeringan Lahan Pertanian Menggunakan Algoritma Normalized Difference Drought Index (NDDI) Pada Citra Landsat 8 Di Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri


Oleh :
Ramadhina Nurdianti - H0218049 - Fak. Pertanian

Kekeringan adalah kondisi lengas tanah yang tidak mencukupi kebutuhan tanaman untuk tumbuh secara optimal. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terhambat sehingga menyebabkan produksi hasil pangan menurun dan kerugian operasional kegiatan budidaya. Pemantauan kekeringan yang dilakukan secara terus menerus dilakukan sebagai upaya mitigasi kekeringan, sehingga diperlukan upaya untuk menemukan metode pemantauan yang dapat dilakukan secara mudah dan cepat. Penggunaan aplikasi penginderaan jauh dapat menjadi solusi dari permasalahan tersebut. Citra satelit Landsat 8 memiliki resolusi spasial 30 meter dan resolusi temporal 16 hari sehingga mampu memberikan hasil pengamatan kondisi permukaan bumi dengan baik dan berkelanjutan. Transformasi indeks kekeringan berupa NDDI dilakukan untuk mendapatkan kondisi spasial kekeringan pada lahan pertanian. Kecamatan Eromoko memiliki luas lahan pertanian 79,76?ri luas total wilayah dan merupakan wilayah yang mengalami kekeringan tiap tahun sehingga perlu adanya penelitian ini untuk menemukan metode pemantauan kekeringan khususnya pada lahan pertanian. Tujuan dari penelitian ini yaitu mendapatkan model estimasi kadar lengas pada lahan pertanian serta akurasinya sehingga dapat digunakan untuk mengetahui sebaran kekeringan serta faktor penentu kekeringan lahan pertanian di Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri.

Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat akurasi model estimasi kadar lengas tanah pada penggunaan lahan kebun, sawah irigasi, sawah tadah hujan dan tegalan secara berturut-turut yaitu 85,31%, 75,99%, 76,62?n 88,48%. Klasifikasi kekeringan pada lahan pertanian didominasi oleh kelas lembap seluas 5.205,20 ha (55%), diikuti dengan kelas kering seluas 3.314,82 ha (35%), dan kelas basah memiliki luasan paling kecil yaitu 915,30 ha (10%). Penggunaan lahan sawah tadah hujan memiliki luas area kekeringan tertinggi, sedangkan sawah irigasi merupakan area yang mengalami kekeringan paling rendah. Faktor penentu kekeringan lahan pertanian didapatkan berupa penggunaan lahan, kemiringan lereng dan curah hujan. Kadar lengas tanah menjadi faktor kondisi lahan yang paling menentukan tingkat kekeringan sehingga upaya mitigasi yang disarankan adalah menjaga kondisi lengas tanah pada lahan pertanian dengan perencanaan tambahan air irigasi.