Limbah minyak goreng semakin meningkat dari tahun ke tahun, apabila minyak goreng digunakan berulang kali akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan manusia. Sehingga, diperlukan pemanfaatan minyak jelantah menjadi produk ekonomis, salah satu contohnya sabun. Sabun yang banyak berkembang di masyarakat adalah sabun batang dan sabun cair, namun kedua sabun tersebut sulit untuk dibawa saat berpergian. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi agar masyarakat lebih mudah dan praktis menggunakan sabun saat berpergian. Sabun kertas adalah salah satu inovasi sabun padat yang tipis seperti kertas dan larut apabila terkena air. Limbah minyak goreng semakin meningkat dari tahun ke tahun, apabila minyak goreng digunakan berulang kali akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan manusia. Sehingga, diperlukan pemanfaatan minyak jelantah menjadi produk ekonomis, salah satu contohnya sabun. Laporan tugas akhir ini bertujuan untuk menentukan formulasi pembuatan paper thin soap dari minyak jelantah dengan dilakukan uji karakteristik bahan baku, uji karakteristik paper thin soap, uji penerimaan produk, dan analisis ekonomi. Formulasi bahan pembuatan sabun pada penelitian ini, yaitu minyak jelantah yang sudah melewati 2 proses perlakuan (despicing dan netralisasi), asam stearat, NaOH, aquades, gula, asam sitrat, gliserol, dan etanol. Jumlah basa yang digunakan pada proses penyabunan ditentukan berdasarkan uji bilangan penyabunan. Kemudian ditambahkan pewangi, dan pewarna sebagai bahan aditif dan meningkatkan nilai ekonomis sabun kertas. Hasil paper thin soap yang telah dibuat kemudian dilakukan uji laboratorium dan uji penerimaan produk oleh konsumen. Uji laboratorium meliputi uji asam lemak bebas/alkali bebas, kadar air, derajat keasaman (pH) dan stabilitas busa, sedangkan uji penerimaan produk meliputi aroma, warna, daya busa, dan tekstur saat penggunaan. Berdasakan uji yang telah dilakukan, diperoleh formulai terbaik pada sampel F2 dengan hasil pH 8, kadar air 44,902%, stabilitas busa 79%, asam lemak bebas 1,18?ngan tidak terdeteksi adanya alkali bebas, dan perolehan skor uji penerimaan produk sebesar 451 poin. Hasil analisis ekonomi menunjukkan bahwa total ongkos produksi untuk menghasilkan sabun kertas sebanyak 7.500 kemasan/bulan adalah Rp476.687.948,43. Sabun dijual dengan harga Rp5.800,00/kemasan, yang akan memberikan ROI sesudah pajak 10,25%, POT sesudah pajak 8 tahun, dan BEP 59,02%.