Abstrak


Hubungan Gerakan Berulang danMasa Kerja dengan Keluhan Subjektif Carpal Tunnel Syndrome pada PekerjaReaching PT Dan Liris Sukoharjo,


Oleh :
Cindy Anita Oktaviana - R0218029 - Sekolah Vokasi

Latar Belakang : Pekerjaan yang memerlukan aktivitas tangan yang berlebihan menyebabkan suatu masalah kesehatan salah satunya yaitu Carpal Tunnel Syndrome. Carpal Tunnel Syndrome merupakan salah satu penyakit yang sering dilaporkan pada pekerja industri. Occupational Safety and Health Administration (OHSA) (2013) menyatakan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan Carpal Tunnel Syndrome salah satunya yaitu gerakan berulang. Gerakan pada pekerja reaching dilakukan secara berulang-ulang dalam waktu yang lama sehingga berpotensi menyebabkan risiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome.

Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik, dengan desain cross sectional. Responden diambil dari pekerja reaching PT Dan Liris Sukoharjo sebanyak 33 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Penelitian ini menggunakan pengamatan gerakan berulang dan kuesioner untuk mengukur keluhan subjektif Carpal Tunnel Syndrome. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji korelasi Somers’d.

Hasil : Hasil uji korelasi Somers’d terdapat hubungan signifikan antara gerakan berulang dengan keluhan Subjektif Carpal Tunnel Syndrome (p=0,002). Hasil uji korelasi Somers’d terdapat hubungan signifikan antara masa kerja dengan keluhan subjektif Carpal Tunnel Syndrome (p=0,006). Uji multivariat dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa gerakan berulang dan masa kerja sama-sama berpengaruh terhadap keluhan subjektif Carpal Tunnel Syndrome, dan diketahui bahwa gerakan berulang memiliki kekuatan pengaruh yang lebih besar dibandingkan masa kerja terhadap keluhan subjektif Carpal Tunnel Syndrome (p = 0,009 ; OR = 31,364; p = 0,004; OR = 17,016).

Simpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara gerakan berulang dan masa kerja dengan keluhan subjektif Carpal Tunnel Syndrome. Gerakan berulang merupakan variabel yang berpengaruh lebih besar terhadap Carpal Tunnel Syndrome dibandingkan dengan masa kerja.