Pertumbuhan ekonomi negara ditunjang dengan pertumbuhan ekonomi rakyat di negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berbanding lurus dengan pertumbuhan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh perkembangan pelaku usaha di negara. Pelaku usaha berkembang didasari faktor kelayakan bisnis. Faktor kelayakan suatu bisnis sangat ditentukan oleh sumber daya manusia terlibat. Kualitas sumber daya manusia berbeda-beda dalam setiap individu. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaannya jenjang pendidikan dan faktor lingkungan tempat individu tersebut berkembang. Tentu yang memiliki jenjang pendidikan tinggi akan lebih jauh dari segi kemampuan menjalankan suatu hal. Dan tentu juga lingkungan tempat individu tersebut besar/berkembang sangat berpengaruh.
Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus yang menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan cara mendeskripsikan data dari hasil wawancara perihal aspek penghambat berjalannya bisnis White Collar. White Collar merupakan bisnis yang disupply CV Terima Jaya Abadi. Hasil penelitian didapati ada masalah yang membuat bisnis White Collar belum bisa dilanjutkan. Masalah tersebut perihal belum ditemukannya jalan keluar antara internal White Collar dengan Thirtyfirst selaku perkumpulan motor yang akan menjadi media promosi. Jalan keluar belum ditemukan dalam segi manajemen anggota dan dalam pembagian keuntungan. Tim internal White Collar tidak dapat memaksakan kehendak dikarenakan rawan terjadi perpecahan dalam Thirtyfirst. Solusi dari permasalahan tersebut adalah tim internal White Collar harus melakukan diskusi mendalam dengan seluruh anggota mengenai anggota, pembagian keuntungan, dan nama paten.
