Abstrak
Analisis Indeks Kualitas Tanah Berdasarkan Beberapa Faktor Pembentuk Tanah di Kawasan Karst Kabupaten Pacitan, Jawa Timur
Oleh :
Fredy Gunawan - H0218021 - Fak. Pertanian
Karst di Indonesia tersebar seluas 15,4 juta hektar, termasuk kawasan karst Pacitan dengan Pegunungan Seribu dengan material limestone sebagai geopark yang ditetapkan sebagai warisan oleh UNESCO. Tanah yang terbentuk pada kawasan karst berasal dari material yang bercampur antara batu gamping dan material tanah. Pelarutan yang tinggi batu gamping menyisakan tanah yang tertinggal pada cekungan cekungan kawasan karst. Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan pendekatan survei, dengan tujuan untuk mengetahui indeks kualitas tanah melalui pemetaan pengaruh faktor pembentukan tanah terhadap karakteristik tanah di kawasan karst Kabupaten Pacitan. Penentuan titik sampel dengan random, kemudian karakteritik tanah diuji variabilitasnya dengan ANOVA dengan faktor independen tipe batu gamping, curah hujan dan kemiringan lereng, serta penggunaan lahan. Satuan Peta Tanah (SPT) ditentukan dengan overlay peta variabilitas karakteristik tanah hasil anova. Karakteritik tanah diuji laboratorium kemudian diuji analisis menggunakan SPSS dan Minitab 19. SPT dilakukan uji correlations untuk mendapatkan MDS (Minimum Data Sets) dilanjutkan dengan uji Principal Component Analysis (PCA), skoring pada masing masing indikator terpilih dan masuk persamaan kualitas tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe batuan gamping mempengaurhi variabilitas Fosfor tersedia, curah hujan mempengaruhi variabilitas N total dan kemiringan lereng mempengaruhi variabilitas C mikroba, dan tipe Penggunaan lahan tidak mempengaruhi variabilitas karakteristik tanah. Indeks Kualitas Tanah di kawasan karst ini adalah kelas sangat rendah (0,16 – 0,19) sebanyak 2 SPT mencakup luasan 2,17%, kelas rendah (0,21-0,34) sebanyak 24 SPT mencakup luasan 95,51?n kelas sedang (0,38) sebanyak 1 SPT mencakup luasan 2,31%. Upaya perbaikan yang dapat dilakukan adalah pemupukan berimbang, pemupukan organik, penanaman tanaman penutup, pengolahan tanah minimum, rotasi tanaman, pemberian bahan organik dan pemberian dolomit/kapur.