Optimasi Formula Self NanoDaun salam (Syzygium polyanthum) mengandung senyawa flavonoid yang berkhasiat sebagai antihiperlipidemia. Namun, flavonoid yang diberikan secara peroral memiliki bioavailabilitas kurang baik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengatasi kelarutan daun salam dengan diformulasikan menjadi sediaan Self Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS).
Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimental dilakukan dengan mengekstraksi daun salam dan limbah ikan sidat dengan metode maserasi. Jumlah tween 80, PEG 400, dan minyak ikan sidat dalam SNEDDS ditentukan dengan metode simplex lattice design. Respon yang diuji yaitu transmitan emulsi, waktu emulsifikasi dalam cairan lambung buatan (AGF) dan akuades. Optimasi dilakukan dengan menganalisis respon transmitan dan waktu emulsifikasi menggunakan perangkat lunak Design Expert. Hasil optimasi kemudian diamati ukuran dan distribusi droplet serta zeta potensial dengan Particle Size Analyzer (PSA). Jumlah ekstrak maksimum diujikan pada formula SNEDDS optimum.
Komponen optimum SNEDDS hasil optimasi yaitu 76,5% tween 80; 11% PEG 400; dan 12,5% minyak ikan sidat, menghasilkan transmitan sebesar 92,535%, waktu emulsifikasi dalam AGF 16,076 detik dan dalam akuades 19,788 detik. Ekstrak etanol daun salam sejumlah 400 mg dapat dilarutkan dalam 5 mL sistem SNEDDS. SNEDDS ekstrak etanol daun salam menghasilkan nanoemulsi berukuran 14,25-70,76 nm, distribusi ukuran droplet 0,215-0,332, potensial zeta -20,5 hingga -18,5.