Gempa bumi tektonik merupakan getaran partikel dari pelepasan energi akibat batas elastisitas lempeng yang terlampaui ketika terjadi penumpukan energi karena lempeng-lempeng yang saling bertumbukan. Pulau Sumatra merupakan pulau yang berisiko terjadi gempa bumi karena terdapat zona subduksi serta sesar yang membentang sepanjang Pulau Sumatra yang disebut Sumatran Fault Zone (SFZ). Gempa bumi yang terjadi di lepas pantai Aceh pada 26 Desember 2004 menandai tingginya aktivitas tektonik di Pulau Sumatra, khususnya wilayah Provinsi Aceh. Peristiwa gempa bumi masih terus dipelajari dengan proses titik dalam proses stokastik. Proses titik merupakan kumpulan titik-titik random yang terletak pada suatu daerah tertentu, salah satu modelnya adalah proses titik self-exciting. Fungsi intensitas berperan dalam proses titik self-exciting untuk menyatakan kemunculan terjadinya gempa per satuan waktu. Fungsi intensitas dapat dinyatakan dalam proses titik self-exciting dengan mempertimbangkan komponen tren (polinomial eksponensial) dan proses titik self-exciting dengan mempertimbangkan komponen siklis (deret Fourier eksponensial). Tujuan dari penelitian ini adalah mengestimasi parameter proses titik self-exciting dengan mempertimbangkan komponen tren dan proses titik self-exciting dengan mempertimbangkan komponen siklis pada data gempa bumi di Provinsi Aceh. Data dalam penelitian ini diambil dari situs resmi United States Geological Survey (USGS). Model yang lebih baik dipilih berdasarkan nilai AIC minimum. Metode estimasi parameter yang digunakan adalah estimasi likelihood maksimum. Pada penelitian ini didapatkan bahwa pendekatan proses titik self-exciting dengan mempertimbangkan komponen tren merupakan model yang lebih baik daripada proses titik self-exciting dengan mempertimbangkan komponen siklis.