Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan memperoleh bukti-bukti mengenai faktor penentu terjadinya fraud APBD pada pemerintah kabupaten/kota di Indonesia dalam perspektif fraud diamond (tekanan, kesempatan, rasionalisasi dan kapabilitas). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan data cross sectional, dengan teknik pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu pemerintah kabupaten/kota di Indonesia dengan kasus fraud pada APBD yang menimbulkan kerugian keuangan negara selama tahun 2010-2019, telah memiliki putusan berkekuatan hukum tetap (inkracht) dari pengadilan, serta telah diaudit oleh BPK RI. Sampel terdiri dari 597 kabupaten/kota. Data fraud diperoleh dari direktori putusan Mahkamah Agung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor fraud berupa tekanan yang diproksikan dengan kemandirian daerah berpengaruh negatif terhadap fraud. Faktor kesempatan yang diproksikan dengan pendapatan transfer dan belanja bansos berpengaruh positif terhadap terjadinya fraud. Selanjutnya, faktor rasionalisasi yang diproksikan dengan gaji aparatur publik berpengaruh negatif terhadap fraud. Terakhir, faktor kapabilitas yang diproksikan dengan latar belakang pendidikan kepala daerah dan tingkat pendidikan kepala daerah menunjukkan hasil bahwa fraud yang terjadi tidak membedakan latar belakang pendidikan kepala daerah dan tingkat pendidikan kepala daerah. Hasil penelitian ini membawa implikasi bahwa perlu memberikan perhatian lebih terhadap kabupaten/kota yang memiliki dana APBD yang besar karena semakin besar dana yang dikelola dapat membuka peluang terjadinya fraud.
Kata Kunci : Teori Diamond Fraud; Pemerintah Daerah; Korupsi
