;

Abstrak


STEREOTOMIKA ARSITEKTUR CANDI SUKUH DAN CANDI KETHEK DI LERENG GUNUNG LAWU


Oleh :
Darsini - S141908002 - Fak. Teknik

Candi Sukuh dan Candi Kethek merupakan warisan dari nenek moyang yang secara turun-temurun merupakan bangunan dengan kemampuan sistem struktur dan konstruksi yang sempurna serta memiliki nilai-nilai metafisik arsitektural. Bentuk arsitekturalnya dibangun atas kemampuan logika struktural sehingga memiliki unsur stereotomika yang sistematis. Keindahan arsitektur bukan hanya tercipta dari permainan bentuk bangunan atau tampilan ornamen, tetapi struktur juga ternyata mampu melahirkan estetika bangunan. Candi Sukuh dan Candi Kethek adalah candi yang dibangun pada abad 15 yang terletak dilereng gunung lawu. Bangunan candi ini memiliki sistem konstruksi yang berbeda dengan bangunan candi lainnya sehingga mampu menghasilkan suatu bentuk bangunan candi yang unik.

Langkah pertama adalah melakukan pengukuran langsung pada Candi Sukuh dan Candi Kethek dengan membagi bagian Candi Sukuh dan Candi Kethek menjadi empat yaitu kepala, badan, kaki, dan tangga.  Alat ukur yang digunakan dalam pengukuran adalah meteran manual. Agar mempermudah pengumpulan data-data primer ini,  maka sketsa-sketsa dan foto yang digunakan sebagai instrumen penelitian juga digunakan sebagai alat bantu dalam memberikan dimensi dan ukuran dari setiap detailnya. Sketsa Candi Sukuh dan Candi Kethek juga dibuat secara global untuk mempermudah pemberian ukuran. Pengukuran dimulai dari bagian kaki Candi Sukuh dan Candi Kethek, kemudian ke badan Candi Sukuh dan Candi Kethek dan yang terakhir adalah kepala Candi Sukuh dan Candi Kethek.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa wujud stereotomika yang ditemukan pada Candi Sukuh dan Candi Kethek yaitu adanya susunan berupa kepala, badan, kaki, dan tangga. Prinsip stereotomika yang ditemukan pada Candi Sukuh dan Candi Kethek yaitu  setiap balok batu yang terdiri dari batu luar dan batu isian disusun saling mengikat dengan cara ditumpuk tanpa perekat. Prinsip dari bentuk struktur yang lain adalah pada bagian tertentu ditemukan adanya susunan batu yang memiliki ukuran lebih tipis dari susunan batu yang lain yang berfungsi sebagai konstruksi pengikat agar bidang bangunan tetap stabil. Makna stereotomika yang ditemukan pada Candi Sukuh dan Candi Kethek tidak hanya menampilkan nilai estetika seni tetapi juga merupakan bentuk seni dimana disetiap proses perencanaan dan perancangan melibatkan keselarasan dengan alam dan tanggap terhadap kondisi alam.