Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi di dunia dan jika tidak ditangani dengan serius, kecelakaan lalu lintas akan selalu meningkat. Salah satu akibat dari kecelakaan lalu lintas adalah fraktur pada tulang. Di Indonesia sendiri, insiden fraktur meningkat dari tahun ke tahun seiring meningkatnya beban lalu lintas yang padat. Salah satu alat kesehatan yang umum digunakan untuk pemulihan patah tulang adalah sekrup tulang. Sekrup tulang yang dapat didegradasi tubuh saat ini telah banyak dikembangkan agar operasi pengangkatan plat dan sekrup tulang tidak diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu pemanasan terhadap kekuatan bending, ketangguhan retak dan laju biodegradasi biokomposit magnesium/nano HA/shellac/serat cantula. Penelitian ini menggunakan material magnesium/nano HA/shellac/serat cantula yang dicampur menggunakan blender. Material dicampur dengan perbandingan volume magnesium/nano-HA-shellac/serat cantula sebesar 50/20/30. Campuran material kemudian dikompaksi dengan tekanan 300 MPa selama 10 menit, lalu dilakukan proses pemanasan dengan variasi suhu 100°C, 120oC, 140oC, dan 160oC selama dua jam. Hasil penelitian menunjukkan nilai bending tertinggi sebesar 13,84 MPa pada variasi suhu pemanasan 160oC. Nilai ketangguhan retak tertinggi diperoleh sebesar 12,48 MPa.m0,5 pada variasi suhu pemanasan 160oC. Pengamatan laju biodegradasi dilakukan selama 28 hari dengan merendam spesimen dengan larutan phosphat buffer saline, dengan mengukur pengurangan massa spesimen setiap tujuh hari sekali. Laju biodegradasi terendah diperoleh pada variasi suhu pemanasan 160oC yaitu sebesar 0,84 cm/tahun