Abstrak


Hubungan Pseudomonas Kelompok Fluoresens Rhizosfer Dengan Kesupresifan Tanah Terhadap Penyakit Moler Bawang Merah Di Brebes Jawa Tengah


Oleh :
Sunnia Nadhira - H0718147 - Fak. Pertanian

Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Salah satu daerah penghasil bawang merah terbesar di Indonesia adalah Brebes. Namun hasil produksi bawang merah di Brebes belum bisa memenuhi kebutuhan pasar karena beberapa kendala yang terjadi. Salah satu kendala terbesarnya yaitu serangan penyakit moler yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. cepae. Intensitas penyakit moler di lahan tersebut menunjukkan perbedaan dimana beberapa spot terlihat tinggi namun di spot lain terlihat sangat rendah. Hal tersebut karena adanya fenomena tanah supresif dan kondusif. Lahan dengan tanah supresif pada umumnya memiliki kekayaan mikroorganisme dalam tanah yang lebih beragam dan dapat dimanfaatkan sebagai agen hayati penekan FOCe seperti Pseudomonas kelompok fluoresens.

Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk mengetahui hubungan Pseudomonas sp. dengan kesupresifan tanah dan mekanisme pengendalian Pseudomonas sp. terhadap FOCe. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret dan Laboratorium Pusat Terpadu, UNS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pseudomonas sp. dapat menghambat pertumbuhan FOCe dengan kemampuan daya hambat antagonisme isolat asal tanah supresif 57,95?n kondusif 48,88%. Presentase hambat pada uji volatil isolat asal tanah supresif 62,38?n kondusif 65,93%. Uji kultur filrat menunjukkan rata-rata presentase hambatan oleh isolat asal tanah supresif yaitu 98,10?n kondusif 97,91%. Serta karakteristik biokimia menunjukkan hasil positif pada uji IAA, HCN, dan kitinase yang mana senyawa tersebut mendukung penghambatan pertumbuhan FOCe.