Abstrak


PENGARUH KETERSEDIAAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN METABOLIT SEKUNDER ZODIA (Evodia suaveolens)


Oleh :
Qonita Rahma Dwiyanti - H0718130 - Fak. Pertanian

Zodia (Evodia suaveolens) merupakan tanaman asli Indonesia tepatnya di Daerah Papua. Zodia termasuk kedalam tanaman hias dan tanaman obat yang memiliki banyak manfaat dan juga dikenal sebagai pengusir nyamuk. Selain itu, keefektifan ekstrak zodia terhadap penyembuh sakit kepala, obat gosok, pembunuh sel kanker, maupun sebagai antijamur dan antibakteri masih dalam penelitian. Hasil skrinning fitokimia pada daunnya diketahui terdapat beberapa golongan senyawa yaitu flavonoid, tannin, alkaloid, triterpenoid, dan saponin. Budidaya tanaman ini masih belum dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam skala besar. Budidaya tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor abiotik yang sangat penting adalah air. Air merupakan faktor pembatas pada budidaya, pada penelitian ini tanaman diberikan perlakuan berbagai ketersediaan air yang diharapkan akan mempengaruhi pertumbuhan dan metabolit sekundernya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-November 2021 di Rumah Kaca A Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 1 faktor perlakuan, yaitu ketersediaan air yang terdiri atas 4 taraf yaitu, 100%, 80%, 60?n 40?ri kapasitas lapang. Setiap perlakuan diulang 6 kali sehingga terdapat 24 polybag percobaan. Analisis data yang digunakan adalah Analysis of Variance (ANOVA) pada taraf 5%. Apabila terbukti berpengaruh nyata, maka akan dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan air dengan taraf 60% kapasitas lapangan memberikan tinggi tanaman dan jumlah daun yang terbaik diantara perlakuan lainnya. Ketersediaan air tidak berpengaruh terhadap kandungan flavonoid zodia. Hasil dari uji GCMS daun zodia menunjukkan bahwa terdapat senyawa bioaktif yang dominan yaitu senyawa etilbenzena, octadecamethyl cyclononasiloxane, pentadecanoid acid dan heptadecanoid acid. Diduga bahwa kandungan senyawa tersebut berpotensi sebagai antijamur, antibakteri, antioksidan maupun antikanker.