;

Abstrak


Konvergensi Simbolik dalam Komunikasi Pemangku Kepentingan Objek Wisata Selo Tirto Giri Kabupaten Gresik


Oleh :
Zamroatul Fuaddah - S232008016 - Fak. ISIP

Zamroatul Fuaddah NIM. S232080016. 2022. Konvergensi Simbolik dalam Komunikasi Pemangku Kepentingan Objek Wisata Selo Tirto Giri Kabupaten Gresik. TESIS. Pembimbing I Prof. Ismi Dwi Astuti Nuehaeni, M.Si., Pembimbing II Dr. Andre Rahmanto, S.Sos, M.Si., Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

 

Komunikasi Pemangku Kepentingan pada objek wisata sangatlah penting dilakukan dalam membangun dramatisasi pesan dan fantasi sehingga pariwisata di desa tersebut mampu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Dramatisasi pesan bagian dari fantasi yang terdapat dalam teori Konvergensi Simbolik.  Artikel ini dimaksudkan untuk mengkaji bagaimana Konvergensi simbolik dalam komunikasi pemangku kepentingan di Objek Wisata Selo Tirto Giri, Kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan teori konvergensi simbolik dari Bormann (1985) yang diupdate oleh Zain (2016). Kontribusi akademik dalam penelitian ini untuk mengembangkan penggunaan teori konvergensi simbolik khususnya pada sektor pariwisata. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan studi kasus kasus tunggal. Informan penelitian ini adalah pemangku kepentingan desa yang ditetapkan secara purposive. Validitas data menggunakan triangulasi sumber. Analisis data menggunakan analisis interkatif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antar pemangku kepentingan (mulai dari Pokdarwis Pelangi Desa Sekapuk hingga Pemerintah Desa Sekapuk) menghasilkan pembentukan objek wisata Selo Tirto Giri. Fantasi pendirian objek wisata terbangun karena adanya keberhasilan objek wisata daerah lain. Tema fantasi disebarkan secara berulang dan menghasilkan beberapa tema fantasi yaitu sadar mbangun wilayah, guyup rukun, masyarakat sejahtera dan mandiri, bareng-bareng nyungun,  penyerapan tenaga kerja lokal dan Taplus Invest Tipe fantasi yang muncul yaitu desa sekapuk menjadi desa wisata, menciptakan kebersamaan, mengembangkan sumber-sumber ekonomi desa dan memberdayakan ekonomi masyarakat dan analogi uang anda tidak akan hilang. Penciptakan fantasi tersebut menyebar secara luas dan menciptakan rantai fantasi penyebaran pesan melalui kelompok-kelompok lain seperti karang taruna, arisan dan tahlilan.  Sementara visi retoris yang tercipta sesuai dengan visi dan misi Desa Sekapuk yaitu peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hasil penelitian menemukan bahwa  konvergensi simbolik mampu menciptakan kohesivitas kelompok untuk mencapai tujuan. Kohesivitas  tersebut meliputi kohesi sosial (adanya daya tarik antara satu dengan yang lain melalui fantasi guyup rukun dan bareng-bareng nyungun), kohesi tugas sesuai tanggung jawab secara struktural sebagai pemangku kepentingan. kohesi kolektif karena kentalnya persaudaraan antar masyarakat. kohesi emosi hubungan emosional yang tercipta melalui pertemuan dan persamaan latar belakang budaya dan kohesi struktural berupa adanya aturan seperti penyerapan tenaga kerja lokal dan Taplus Invest yang dikembangkan melalui rantai fantasi.