;
Tujuan Penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui risiko teknologi pertanian yang berkaitan dengan ketahanan pangan buruh tani perempuan lansia, (2) untuk mengetahui refleksivitas yang dilakukan oleh buruh tani perempuan lansia dalam ketahanan pangan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan yang digunakan sebagai sumber data utama yaitu buruh tani perempuan lansia, dan sebagai informan kunci Kaur desa di bidang pertanian serta kepala desa Kedungharjo. Teknik analisis data yang digunakan menurut Creswell dengan mendiskripsikan, menemukan pernyataan, mengelompokkan makna, peneliti merefleksivitaskan hasil penelitian, mengkonstruksi dari penjelasan makna dan melaporkan hasil penelitian. Teknik analisis penelitian menggunakan triangulasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahawa dari adanya teknologi pertanian telah menyebabkan risiko bagi buruh tani perempuan lansia. Risiko yang dialami oleh buruh tani adalah (1) risiko fisik yang berkaitan dengan kesehatan fisik yang menurun dan makanan yang rendah mutu, disebabkan oleh penghasilan yang masih kurang dan digunakan untuk kebutuhan lain diluar kebutuhan pangan. Sehingga cenderung tidak mampu menyediakan pangan dan membeli makan bergizi meskipun akses untuk memenuhi kebutuhan tersedia dengan mudah. (2) Risiko sosial yang terkait dengan tidak adanya tanggung jawab pemerintah desa semenjak kemunculan teknologi pertanian. Sehingga mereka cenderung kekurangan ketersediaan pangan dan tidak mampu mengonsumsi makanan bergizi, disebabkan oleh penghasilan yang masih kurang untuk memenuhi kebutuhan di luar pangan. (3) Risiko Mental yang terkait dengan rasa cemas, khawatir dan gelisah yang telah dialami oleh buruh tani perempuan lansia semenjak kemunculan teknologi pertanian. Sebab saat ini mereka masih cenderung kekurangan dalam menyediakan pangan dan tidak mampu untuk mengonsumsi makanan bergizi. Hal tersebut dikarenakan penghasilan yang mereka peroleh masih kurang.
Risiko yang telah dialami oleh buruh tani perempuan lansia, dalam melakukan refleksivitas dari risiko yang dirasakan, dari hasil penelitian telah ditemukan bahwa mereka tidak mampu melakukan upaya, meminimalisir, mencegah risiko yang terjadi, meskipun mereka telah menyadari dalam diri risiko yang telah dirasakan. Sehingga dalam menyediakan pangan mereka cenderung masih kekurangan dan cenderung tidak mampu mengonsumsi makanan bergizi. Hal tersebut dikarenakan penghasilan yang didapatkan masih kurang dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di luar pangan. ketidakmampuan buruh tani perempuan lansia untuk melakukan refleksivitas dikarenakan kurangnya pengetahuan yang dimiliki secara individu beserta tidak dapat membentuk jaringan sosial pada kelompok wanita tani.