Pendahuluan: Pola makan tradisional yang kaya serat dan karbohidrat kompleks mulai bergeser menjadi konsumsi makanan fastfood atau makanan modern yang tinggi kalori, lemak, karbohidrat sederhana, protein, garam, tetapi rendah serat mengakibatkan peningkatan prevalensi sindrom metabolik (SM). SM memengaruhi kualitas reproduksi pria pada tingkat sel germinal dengan mengganggu aktivitas Cyclin D1. Cyclin D1 dalam perannya sebagai inisiator dan regulator siklus sel pada fase transisi G1 ke S berikatan sebagai kompleks dengan protein cyclin-dependent-kinase. Daun kelor dengan kandungan antioksidan diketahui mampu memperbaiki kondisi SM, tetapi penelitian terkait perannya pada jalur Cyclin D1 belum ditemukan. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan ekspresi Cyclin D1 jaringan testis tikus Wistar model sindrom metabolik dengan pemberian ekstrak etanolik daun kelor.
Metode: Penelitian bersifat eksprerimental laboratorik dengan gabungan pre-post dan posttest only group design. Tiga puluh tikus dibagi menjadi 5 kelompok (n=6), KN sebagai kelompok kontrol normal, KP sebagai kelompok kontrol positif SM, dan P1, P2, P3 sebagai kelompok SM dengan perlakuan ekstrak etanolik daun kelor dosis 150, 250, 350 mg/kgBB selama 28 hari. Induksi SM dilakukan dengan diet tinggi lemak dan injeksi streptozotocin-nicotinamide. Penilaian ekspresi Cyclin D1 menggunakan Intensity Distribution Score (IDS). Analisis data IDS Cyclin D1 menggunakan uji parametrik OneWay ANOVA dilanjutkan dengan Post Hoc Tukey HSD. Penilaian efek peningkatan dosis dilakukan dengan uji regresi linier sederhana.
Hasil: Uji One-Way ANOVA didapatkan perbedaan bermakna dengan nilai p<0>
Kesimpulan: Terdapat perbedaan ekspresi Cyclin D1 jaringan testis tikus Wistar model SM pada pemberian ekstrak etanolik daun kelor. Daun kelor memiliki potensi baik sebagai agen pro-fertilitas pada tikus Wistar jantan model SM tergantung dari besaran dosis yang diberikan. Pada penelitian ini, perbaikan ekspresi Cyclin D1 paling signifikan diamati pada dosis 150mg/kgBB