;

Abstrak


Perbedaan Pengaruh Pemberian Tamsulosin Harian Dengan Intermitten Terhadap Volume Sisa Urine Setelah Miksi Dengan Menggunakan Kateter Nelaton Pada Pasien BPH Dengan LUTS


Oleh :
Andi Muhammad Reva Agustus Munru - S561408003 - Fak. Kedokteran

Introduksi :

Benign prostat hiperplasia (BPH) merupakan permasalahan yang sering terjadi pada pria usia lanjut, dengan manifestasi primer gejala LUTS. Tamsulosin merupakan salah satu terapi lini pertama pada BPH ringan, dengan dosis 0.4 mg perhari. Beberapa rekomendasi bisa diberikan dosis intermitten (0.4 mg tiap 2 hari) setelah terapi initial (2 minggu). Studi ini bertujuan untuk melihat efektifitas dari dosis harian tamsulosin dengan intermitten pada pasien BPH dengan LUTS.

 

Metode dan Materi :

24 pasien dari bagian urologi rumah sakit umum dr. Moewardi yang dibagi kedalam 2 grup secara acak. Kedua grup diberikan terapi inisial tamsulosin 0.4 mg tiap hari selama 2 minggu, setelah itu grup pertama dilanjutkan terapi harian selama 4 minggu. Sedangkan grup kedua diberikan terapi 2 hari sekali selama 4 minggu. Berikutnya volume sisa urine setelah miksi diukur sebelum diberikan terapi 2 minggu setelah terapi dan 6 minggu setelah terapi untuk menilai progresifitas LUTS.

Hasil :

Kedua grup tamsulosin harian dan tamsulosin intermitten mengalami penurunan yang signifikan dalam 2 minggu dan 6 minggu. pada minggu ke 6, grup tamsulosin harian mengalami reduksi yang lebih banyak dibandingkan yang intermitten. Meskipun tidak signifikan.

Kesimpulan :

Setelah pemberian initial selama 2 minggu dosis harian tamsulosin, tidak didapatkan perbedaan efektifitas yang signifikan antara dosis harian tamsulosin dan intermitten.