Abstrak


Konstruksi “Kecantikan Perempuan” pada Sekolah Berbasis Agama (Studi Fenomenologi Siswa Pelanggar Tata Tertib demi terlihat “Cantik” di SMA Batik 1 Surakarta)


Oleh :
Ria Ageng Pangastika - K8416061 - Fak. KIP

Pemahaman tentang konsep kecantikan perempuan didorong oleh mitos kecantikan. Mitos kecantikan menurut pandangan perempuan di idealkan berkulit putih bersih, dan wajah mulus tanpa jerawat. Sehingga perempuan terobsesi dengan kecantikan yang mengharuskan perempuan tampil cantik. Tetapi di sekolah berbasis agama Islam memiliki aturan sesuai dengan nilai-nilai agama. Islam melarang umatnya bertabarruj dengan menunjukkan kecantikannya, karena mengundang hasrat laki-laki. Namun kenyataannya masih banyak siswi menggunakan dan membawa make up di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi kecantikan perempuan pada siswi pelanggar tata tertib demi terlihat cantik di SMA Batik 1 Surakarta.
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan perspektif teoritis Konstruksi Sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Hasil temuan menunjukkan terlihat cantik merupakan keharusan bagi siswi pelanggar tata tertib sekolah. Mitos kecantikan dilestarikan dalam waktu dan diteruskan pada generasi- generasi berikutnya. Menampilkan sosok ideal perempuan “cantik” mempengaruhi persepsi dan pemaknaan siswi tentang kecantikan perempuan. Dengan kecantikan akan memunculkan nilai tersendiri bagi yang melihatnya, sebab orang-orang melihat dari wajah atau fisik. Tetapi kecantikan dari dalam dirasa perlu oleh siswi yang dapat meningkatkan kualitas kecantikan pada setiap diri perempuan.

Kata Kunci : konstruksi sosial; kecantikan perempuan; remaja dan siswi SMA