Masyarakat Jawa yang mayoritas beragama islam hingga sekarang belum bisa meninggalkan tradisi dan budaya Jawannya. Budaya Jawa yang berkembang mempengaruhi sikap keberagamaan masyarakatnya, salah satunya sikap kebersamaan. Kebersamaan antarmasayarakat Jawa khususnya di Tulunguang tampak pada momen tertentu seperti dalam tradisi jedhoran yang merupakan kesenian musik bernuansa keagamaan. Penelitian ini mengulik tentang makna simbolis tradisi jedhoran dalam upacara adat tedhak siten di Tulungagung dengan mendeskripsikan: 1) sejarah kemunculan tradisi jedhoran dalam upacara adat tedhak siten di Tulungagung, 2) prosesi tradisi jedhoran dalam upacara adat tedhak siten di Tulungagung, 3) makna simbolis tradisi jedhoran dalam upacara adat tedhak siten di Tulungagung, dan 4) relevansi tradisi jedhoran dalam upacara adat tedhak siten di Tulungagung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan semiotik. Teknik pengambilan subjek penelitian menggunakan purposive sampling. Data dari penelitian ini meliputi hasil wawancara dan analisis dokumen. Teknik pengumpulan data menggunakan analisis dokumen, wawancara mendalam, dan observasi. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan teori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat makna simbolis tradisi jedhoran dalam upacara adat tedhak siten di Tulungagung sebagai wujud kebudayaan lokal yang dapat digunakan sebagai materi ajar bahasa Jawa di SMA. Makna simbolis tradisi jedhoran dalam upacara adat tedhak siten dapat dilihat dari alat musik yang digunakan yakni jedhor, kendhang, terbang/rebbana, keneng, tipung, sarondan gong. Selain itu dijelaskan juga makna simbolis dari upacara adat tedhak isten dari segi prosesinya dari anak mulai memasuki kurungan yang dihias sampai prosesi terkahir di mana ayah atau kakek dari si anak menyebarkan uang logam kepada anak-anak kecil lainnya yang mengikuti upcara tedhak siten.
Kata Kunci: Makna Simbolis, Tradisi Jedhoran, dan Materi Ajar bahasa Jawa SMA
