;

Abstrak


Negosiasi Integrasi Informasi Perempuan Dalam Memilih Pemimpin (Study Kasus Integrasi Informasi Muslimat NU Daerah Kabupaten Magetan Dalam Memilih Khofifah Indar Parawangsa – Emil Elestianto Dardak pada Pemilihan Gubernur Jawa Timur Tahun 2018)


Oleh :
Fitri Pangastuti - S221708006 - Sekolah Pascasarjana

Pemilihan umum gubernur-wakil gubernur (Pilgub) Jatim 2018 digelar pada 27 Juni 2018 memunculkan fenomena menarik. Hal yang dimaksud adalah bertemunya dua kader terbaik NU sebagai kandidat gubernur Jatim. Keduanya adalah Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang selama hampir 10 tahun terakhir ini menjabat sebagai Wakil Gubernur (Wagub) Jatim dan Khofifah Indar Parawansa (Khofifah), Ketua Umum PP Muslimat NU dan pernah menjabat sebagai Menteri Sosial di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Wapres M Jusuf Kalla (JK). Pilgub Jatim 2018 menjadi pertemuan ketiga bagi Gus Ipul dan Khofifah dalam kontestasi politik tingkat regional.
Terjadi pembelahan dukungan antara kyai NU. Serangkaian pertemuan Kyai sepuh NU di wilayah Matraman, yang meliputu Kediri, Tulungagung, Blitar, Magetan, Madiun, Ngawi, dan Kawasan Tapal Kuda serta Pantura Jatim mematangkan mendukung Gus Ipul - Puti untuk menindaklanjuti surat partai.
Magetan sebagai wilayah Matraman seharusnya mendukung Gus Ipul-Puti tetapi dalam kenyataan Khofifah Emil unggul dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2019. Hal ini menjadi dasar dari penulisan thesis ini. Dari persentase pemilih perempuan lebih besar dibandingkan laki-laki. Di dalam NU terdapat badan otonom yang  memiliki spesifikasi dan fokus sendiri-sendiri. Muslimat NU merupakan salah satu Badan Otonom perempuan yang tidak dibatasi usia, sehingga penelitian ini di fokuskan untuk mengetahui negosiasi integrasi Informasinya dalam memilih pemimpin khusunya di kalangan Muslimat NU Kabupaten Magetan
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti integrasi informasi yang dilakukan Muslimat NU Kabupaten Magetan dalam memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2018.  Penedekatannya menggunakan teori Integrasi Informasi dikemukakan oleh Martin Feishbein dalam Littlejhon & foss, 2009. Indikatornya berupa Valensi, didasarkan pada nilai Agama, Nilai Gender, Budaya Setempat dibandingkan dengan Bobot Penilaian, mengacu pada track record, kemampuan berpolitik, gaya komunikasi. Dalam proses pemilihan muncul adanya kampanye hitam untuk menjatuhkan Khofifah – Emil. Hal ini menyebabkan  adanya kesenjangan informasi sehingga Muslimat NU melakukan negosiasi baik secara pribadi maupun kelompok. Enam responden diwawancara secara mendalam sebagai sumber data untuk menggali pengalaman dan memperoleh informasi. Hasil temuan pada penelitian ini adalah Muslimat NU Magetan lebih mengutamakan Bobot  Penilaian. Hal ini didasarkan pada temuan kredibilitas memiliki nilai positif dalam pengambilan keputusan untuk memilih pemimpin.

Kata Kunci : Muslimat NU, Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Inegrasi Informasi, Negosiasi Informasi