Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan wujud tingkat tutur, (2) mendeskripsikan nilai pendidikan karakter yang terdapat pada rubrik cêrkak dalam web page Jawasastra, serta (3) menjelaskan pemanfaatan wujud tingkat tutur dan nilai pendidikan karakter sebagai bahan ajar Bahasa Jawa di SMP.
Penelitian ini dikaji menggunakan metode deskriptif kualitatif dan dianalisis dengan pendekatan sosiolinguistik. Data yang diperoleh berupa wujud tingkat tutur dan nilai pendidikan karakter dalam dialog antartokoh yang berasal dari lima cêrkak dalam web page Jawasastra yang dipilih peneliti serta hasil wawancara dari guru bahasa Jawa, siswa, dan ahli bahasa terkait pemanfaatannya dalam pembelajaran Bahasa Jawa. Penelitian ini menggunakan purposive sampling sebagai teknik pemilihan subjek, sedangkan data dikumpulkan melalui analisis dokumen dan wawancara. Teknik uji validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber data dan triangulasi teori. Adapun data yang diperoleh dianalisis dengan model analisis interaktif melalui kegiatan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tingkat tutur yang ditemukan meliputi ragam ngoko lugu, ngoko alus, krama lugu, dan krama alus; (2) nilai pendidikan karakter yang ditemukan meliputi karakter religius, jujur, toleransi, kerja keras, kreatif, mandiri demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikasi, cinta damai, peduli sosial, dan tanggung jawab; serta (3) pemanfaatan wujud tingkat tutur dan nilai pendidikan karakter sebagai bahan ajar Bahasa Jawa di SMP yaitu untuk pembelajaran menulis teks dialog sederhana. Cêrkak yang disajikan telah menerapkan nilai-nilai berbasis kearifan budaya dan karakter bangsa yang diharapkan mampu memberi alternatif kepada peserta didik untuk dapat membentuk karakter sehingga menjadi individu yang cerdas, bijaksana, dan beriman kepada Tuhan. Cêrkak di web page Jawasastra tersebut juga sudah relevan dengan kurikulum, memiliki tema terbaru, dan bahasa yang digunakan merupakan bahasa sehari-hari sehingga dapat mempermudah peserta didik memahami isi cerita sebagai sumber literasi menulis teks dialog berbahasa Jawa.
