Abstrak


Penggantian Pupuk KCL dengan Pupuk Organik pada Budidaya Porang (Amorphophallus Muelleri Blume) di bawah Tegakan Sonokeling


Oleh :
Hidayatul Faizah - H0717062 - Fak. Pertanian

Porang (Amarphopallus muelleri Blume) adalah tanaman penghasil umbi yang dapat tumbuh optimal di lingkungan ternaungi seperti di bawah tegakan sonokeling. Kebutuhan ekspor porang dalam bentuk chip ke berbagai negara mencapai 10.000 ton per tahun. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, intensifikasi pada kegiatan budidaya porang perlu dilakukan salah satunya melalui pemupukan. Kegiatan pemupukan pada budidaya porang umumnya menggunakan input berupa pupuk anorganik, seperti pupuk KCl. Pupuk KCl digunakan dalam budidaya porang karena unsur kalium berperan dalam proses pembentukan dan translokasi karbohidrat. Akan tetapi penggunaan pupuk KCl secara terus-menerus dapat menurunkan kesuburan tanah sehingga perlu diganti dengan pupuk organik. Pupuk organik yang berpotensi menggantikan pupuk KCl adalah pupuk kandang. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan pengaruh penggantian pupuk KCl dengan pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman porang serta mendapatkan persentase penggantian pupuk KCl dengan pupuk organik yang menyebabkan hasil porang tertinggi.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2020 bertempat di Perum Perhutani BKPH Pojok, Desa Kemadohbatur, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) satu faktor dengan 6 taraf dosis penggantian pupuk meliputi 100% pupuk KCl, 75% pupuk KCl : 25% pupuk organik, 50% pupuk KCl : 50% pupuk organik, 25% pupuk KCl : 75% pupuk organik, 100% pupuk organik, tanpa pupuk (kontrol) dan diulang sebanyak 4 kali. Pengamatan dilakukan terhadap kondisi iklim (curah hujan, suhu lingkungan, kelembapan relatif, dan intensitas cahaya), parameter pertumbuhan (tinggi tanaman, lingkar batang, dan panjang daun) serta parameter hasil (bobot segar umbi, bobot simpan umbi, diameter umbi, tebal umbi, dan bobot chip umbi). Data hasil pengamatan diolah dengan analisis ragam taraf 5?n uji lanjut dengan metode uji DMRT taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk KCl memberikan pengaruh kuat pada hasil porang yang meliputi bobot segar umbi, bobot simpan umbi, serta bobot chip umbi dan pupuk organik mampu menggantikan peran pupuk KCl. Persentase penggunaan pupuk KCl dan pupuk organik dipilih berdasarkan hasil diameter serta tebal umbi tertinggi dan tampak dengan persentase yang sama (50% pupuk KCl : 50% pupuk organik).