Pada hakikatnya, manusia sebagai makhluk sosial memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi selama masa hidupnya. Salah satunya adalah kebutuhan akan cinta dan kasih sayang. Mahasiswa yang telah memasuki fase peralihan dari masa remaja ke dewasa awal, akan berusaha mencari pasangan dan melakukan hubungan romantis atau biasa disebut pacaran. Pada era digital saat ini, terjadinya hubungan jarak jauh telah meningkat di kalangan mahasiswa.
Pada hubungan jarak jauh, konflik interpersonal terjadi akibat proses komunikasi yang tidak berjalan dengan efektif. Apabila konflik dalam hubungan jarak jauh terjadi terus-menerus dapat memberikan dampak kepada mahasiswa secara personal. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana pola komunikasi dalam mengatasi konflik hubungan jarak jauh pada mahasiswa.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada para informan. Penelitian ini menggunakan teori penetrasi sosial sehingga dapat diketahui bagaimana keterbukaan yang terjadi pada proses komunikasi hubungan jarak jauh yang dijalani mahasiswa asal Tegal dalam mengatasi konflik interpersonal.
Berdasarkan hasil temuan, peneliti menyimpulkan bahwa pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi sekunder dengan didominasi penggunaan Whatsapp sebagai media komunikasi. Hubungan jarak jauh pada mahasiswa telah mencapai tahap intimasi yang tinggi namun setiap pasangan mengalami depentrasi dengan adanya berbagai konflik interpersonal. Meskipun terjadi konflik, namun dengan adanya proses komunikasi, konflik yang terjadi pada akhirnya dapat menguatkan hubungan jarak jauh yang dijalani.