Pemahaman masyarakat mengenai asal-usul penamaan suatu masjid dinilai masih rendah. Hal ini juga terjadi dalam pemahaman makna kultural yang menyertai suatu penamaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan asal-usul penamaan suatu masjid serta makna kultural nama-nama masjid berbahasa Arab di Kota Surakarta. Pendekatan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode cakap sebagai metode pengumpulan data. Untuk analisis data penelitian ini menggunakan model Spradley dengan cara menganalisis objek melalui empat tahapan: analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, serta analisis tema kultural. Data diperoleh dari data triangulasi berkaitan dengan nama masjid berbahasa Arab di Surakarta yang kemudian diteliti menggunakan teori onomastik dan etnosemantik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penamaan masjid berbahasa Arab di Kota Surakarta tergolong ke dalam aspek perwujudan, aspek kemasyarakatan, serta aspek kebudayaan. Adapun makna kultural yang ditemukan adalah tokoh kharismatik pada masyarakat Jawa, cita-cita atau harapan masyarakat, serta formalitas lembaga.