Ethanol adalah bahan bakar alternatif sebagai campuran bahan bakar utama. Untuk meningkatkan unjuk kerja maka perlu pengaturan rasio kompresi. Rasio kompresi adalah perbandingan antara volume maksimal dibagi dengan volume minimal. Ethanol mempunyai nilai oktan yang tinggi dan dapat bekerja pada mesin berkompresi tinggi. Tujuan penelitian ini menganalisis pengaruh perubahan rasio kompresi terhadap unjuk kerja mesin dengan menggunakan E50. Pengujian menggunakan mesin otto silinder tunggal. Variasi yang digunakan yaitu rasio kompresi 9,3:1, 10,3:1 dan 11,3:1. Hasil penelitian menunjukkan pada rasio kompresi 9,3:1 menghasilkan torsi puncak sebesar 7,17 Nm, daya puncak sebesar 3,36 kW, bsfc terendah 0,275 Kg/kW.h, dan bte tertinggi 37,49%. Untuk penggunaan rasio kompresi 10,3:1 menghasilkan torsi puncak sebesar 7,21 Nm, daya puncak sebesar 3,57 Nm, bsfc terendah 0,281 Kg/kW.h, dan bte tertinggi 39,46%. Dan untuk penggunaan rasio kompresi 11,3:1 menghasilkan torsi puncak 7,73 Nm, daya puncak 3,81 kW, bsfc terendah 0,275 Kg/kW.h, dan bte tertinggi 40,36%. Bila dibandingkan dengan pertalite, torsi E50 turun hingga 9,25 %, daya turun hingga 9,93 %, bsfc meningkat hingga 3,66 %, dan bte meningkat hingga 8,76% pada semua rasio kompresi.