Penyakit kanker adalah salah satu penyebab kematian terbesar di dunia, salah-satunya adalah kanker serviks. Kasus baru kanker serviks di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 36 ribu dengan kasus kematian mencapai 21 ribu jiwa. Pengobatan kanker serviks yang sering digunakan adalah cisplatin, namun cisplatin memiliki banyak efek samping. Efek samping cisplatin yang merugikan yaitu nefrotoksisitas, neurotoksisitas, ototoksisitas, hemotologitoksisitas, hepatotoksisitas, dan kardiotoksisitas. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka diperlukan adanya alternatif dari bahan alam untuk meminimalisir efek samping tersebut. Daun Parijoto (Medinilla speciosa leaf.) dapat dijadikan bahan alam pilihan karena memiliki aktivitas antikanker serta berpotensi untuk dijadikan reduktor untuk sintesis nanogold, maka diperlukan pengujian efek sitotoksik nanogold daun parijoto terhadap sel HeLa sebagai sel kanker serviks. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas antikanker cisplatin, infusa daun Parijoto, dan nanogold infusa daun parijoto terhadap sel HeLa dilihat dari persen viabilitas yang didapatkan. Nanogold daun parijoto diperoleh dengan mereduksi AuNPs menggunakan bioreduktor infusa daun Parijoto. Karakterisasi Nanogold yang diperoleh dianalisis menggunakan Particle Size Analyzer (PSA). Persen viabilitas sel didapatkan dengan menggunakan uji MTT Assay pada sel HeLa dengan media tanam RPMI dan didapatkan hasil akhir berupa IC50. Hasil dari penelitian ini didapatkan karakteristik nanogold infusa daun parijoto yaitu ukuran partikel sebesar 53,53 nm; polidispers indeks sebesar 0,46; dan potensial zeta sebesar -7,14 mV. IC50 dari cisplatin, infusa daun parijoto, dan nanogold infusa daun parijoto secara berturut-turut yaitu 10,86 µg/mL; 14,89 µg/mL; dan 1,29 µg/mL. Hasil tersebut menunjukkan ketiga sampel berpotensi menimbulkan efek sitotoksik. Terbukti pula bentuk sediaan nanogold dapat meningkatkan aktifitas antikanker infusa daun parijoto.