Pendidikan inklusi melahirkan keragaman baru. Peserta didik semakin beragam dari berbagai latar belakang. Penyandang disabilitas mendapatkan manfaat dari adanya pendidikan inklusi. Keragaman peserta didik di sekolah inklusi dapat dilihat dari sudut pandang surface-level diversity serta deep-level diversity. Penelitian ini didasarkan pada banyaknya ABK di SMP Negeri 22 Surakarta namun hanya memiliki satu GPK saja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana manajemen diversitas dilakukan di SMP Negeri 22 Surakarta melalui 8 kegiatan manajemen peserta didik, serta bagaimana perspektif keragaman yang digunakan oleh organisasi terhadap keragaman peserta didiknya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan dengan wawancara dan dokumentasi. Teknik pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Validitas data dilakukan dengan melakukan triangulasi teknik. Teknik analisis data menggunakan analisis model interaktif dari Miles dan Huberman. Hasil dari penelitian ini adalah manajemen diversitas yang dilakukan di SMP Negeri 22 Surakarta mampu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, namun gagal dalam mengelola potensi peserta didik yang beragam secara maksimal untuk kemajuan organisasi. Hasil analisis terhadap perspektif yang digunakan juga menunjukkan bahwa SMP Negeri 22 Surakarta menggunakan perspektif discrimination and fairness.
Kata kunci: ABK, keragaman, manajemen peserta didik