Keputusan mengakhiri hubungan romantis (pacaran) dapat ditemui pada mahasiswa. Fenomena ini dapat dilihat dari ketidakpuasan hubungan romantis yang dirasakan mahasiswa terkait dengan self disclosure yang diterima dari mantan pasangannya. Penelitian survei ini menggunakan Teori Penetrasi Sosial untuk mengetahui pengaruh lima dimensi self disclosure, yaitu amount, depth, honesty, valence, dan intent terhadap ketidakpuasan hubungan romantis pada mahasiswa Strata Satu Reguler Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret yang pernah mengakhiri hubungan pacaran.
Kuesioner disebarkan secara langsung dan online (google form). Kelima dimensi self disclosure diukur melalui indikator-indikator yang ditetapkan. Sedangkan ketidakpuasan hubungan romantis pada mahasiswa diukur dengan Relationship Assessment Scale (RAS) (Hendrick, 1988) yang diadaptasi dari (Renshaw, McKnight, Caska & Blais, 2010). Total sembilan puluh enam responden laki-laki dan perempuan yang secara aktif pernah mengakhiri hubungan pacaran selama menjadi mahasiswa telah menyelesaikan kuesioner. Responden ditentukan dengan sampling kuota.
Hipotesis penelitian diuji dengan regresi linier berganda pada taraf signifikansi 5%. Sejumlah hipotesis ditolak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa honesty terbukti berpengaruh signifikan terhadap ketidakpuasan hubungan romantis (pacaran). Sedangkan keempat dimensi lainnya (amount, depth, valence, intent) terbukti tidak berpengaruh signifikan. Akan tetapi, secara bersama-sama kelima dimensi self disclosure (amount, depth, honesty, valence, dan intent) terbukti berpengaruh signifikan terhadap ketidakpuasan hubungan romantis mahasiswa Strata Satu reguler Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret yang pernah mengakhiri hubungan pacaran. Mayoritas responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa perempuan (74.0%).
Kata kunci: ketidakpuasan hubungan romantis, pacaran, dimensi self disclosure.
