Latar Belakang: Keganasan hematologi memiliki insiden AKI yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kanker lainnya, disebabkan oleh keganasan yang mendasari atau komplikasi sekunder terapi. Insiden AKI pada ALL terjadi sebanyak 68,5%. Kriteria diagnosis AKI saat ini menggunakan kreatinin dan output urine yang memiliki beberapa kekurangan, yaitu tidak dapat mendeteksi kerusakan awal ginjal. Neutrophil gelatinase associated lipocalin telah diselidiki sebagai marker diagnosis awal AKI.
Tujuan: Membuktikan NGAL serum dapat berperan sebagai prediktor kejadian AKI pada ALL anak dengan kemoterapi fase induksi.
Metode: Analitik observasional secara prospective cohort, bulan April – Desember 2022. Tujuh puluh tujuh subjek ALL anak dengan kemoterapi fase induksi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi terdaftar. Data dianalisis untuk menghitung risiko relatif dan 95% CI masing-masing variabel, dilanjutkan dengan analisis multivariat dengan regresi logistik.
Hasil: Sebanyak 31 subjek (40,3%) mengalami AKI dan 46 subjek (59,7%) tidak AKI. Hemoglobin, kreatinin dan NGAL serum berbeda bermakna (p =0,044, 0,003 dan 0,000). Cut-off NGAL 187,5 ng/mL dengan sensitivitas 80,6?n spesifisitas 84,8%. Usia, anemia, leukositosis dan kadar NGAL >/= 187,5 ng/mL mempunyai adjusted RR dengan IK95% masing-masing yaitu 1,22 (IK95% 0,31-4,82; p=0,799), 2,07 (IK95% 0,50-8,68; p=0,318), 7,45 (IK95% 1,26-44,09; p=0,027) dan 33,10 (IK95% 7,64-143,40; p<0>Simpulan dan Saran: Kadar NGAL serum dengan kadar >/= 187,5 ng/mL dapat berperan sebagai prediktor independen kejadian AKI pada ALL anak dengan kemoterapi fase induksi. Penelitian lanjutan pada beberapa center pemeriksaan, penentuan diagnosis AKI berdasarkan keadaan klinis dan pemeriksaan penunjang yang lengkap, penentuan waktu pengambilan sampel kreatinin secara bersamaan.
