Keterbatasan pendidikan inklusi di indonesia menyebabkan ketidakadilan bagi para penyandang disabilitas dalam pendidikan. Padahal, tercatat bahwa anak disabilitas di Indonesia jumlahnya banyak dan tersebar di Indonesia, hal itu berbalik dengan keadaan sekolahnya yang tergolong sedikit. Kemudian, dilakukan berdasarkan metode penelitian kualitatif deskriptif, berdasarkan hasil wawancara dengan Prof. Sunardi, selaku ketua tim UNS Inclusion Metric mengatakan bahwa masih banyak kebutuhan yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan kampus inklusi, salah satunya adalah dengan menggunakan metode perankingan tingkat perguruan tinggi, agar kedepannya Indonesia menjadi negara yang ramah disabilitas. Kemudian UNS inclusion metric diluncurkan sebagai bentuk kesadaran UNS terhadap disabilitas yang masih memiliki hak untuk belajar. Hal itu juga perlu dukungan promosi kepada masyarakat agar bisa lebih sadar akan kehadiran disabilitas di lingkungan pendidikan melalui media sosial yang disajikan menggunakan strategi kreatif yaitu melalui penggunaan media sosial serta karya pendukung lainnya seperti kaus, stiker, kartu nama sebagai media pengenalnya.
