Abstrak


KARAKTER VISUAL TOPENG DONGKREK KRIDO SAKTI MADIUN SEBAGAI SENI TRADISI TOLAK BALA


Oleh :
Ika Ayu Ratnasari - C0618032 - Fak. Seni Rupa dan Desain

Negara kita merupakan negara yang kaya akan ragam kebudayaan. Indonesia memiliki beragam bebudayaan dan kesenian di setiap daerah. Kesenian daerah di Indonesia salah satunya yaitu Dongkrek. Kesenian Dongkrek yaitu seni pertunjukan asli yang berasal dari Desa Mejayan, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun. Dongkrek memiliki keunikan pada bentuk topengnya. Kesenian yang terlahir pada tahun 1867 ini memiliki sanggar paguyuban yang tersebar di Kabupaten Madiun, salah satunya adalah paguyuban utama yang memiliki nama Krido Sakti yang berada di Dusun Gendoman, Desa Mejayan dengan ketua Gito Sudarmo Walgito sebagai penerus dari ketua sebelumnya yaitu almarhum Doerakim keturunan dari Raden Ngabehi Lo Prawirodipuro. Saat ini keberadaan seniman dari kesenian Dongkrek yang semakin sedikit, menjadikannya sulit berkembang di daerah luar Madiun, sehingga penulis ingin memperkenalkan kesenian Dongkrek Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun melalui karakteristik topengnya yang memiliki 8 tokoh utama yaitu Raden Ngabehi Lo Prawirodipuro, Ayu Roro Tumpi, Roro Perot, dan kelima buto. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Apa yang melatarbelakangi asal-usul kesenian Dongkrek Krido Sakti di Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun, khususnya pada bentuk topeng. (2) Bagaimana unsur-unsur rupa dan karakter visual topeng Dongkrek Krido Sakti Madiun. (3) Mengapa kesenian Dongkrek Krido Sakti sebagai seni tradisi tolak bala. Metode yang dipergunakan dalam penelirian ini bersifat kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari sumber primer dan sekunder. Sumber primer di antaranya berasal dari narasumber yang menjelaskan tentang kesenian Dongkrek. Sumber sekunder diperoleh dari studi pustaka dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas  data menggunakan  teknik triangulasi sumber dan validasi oleh narasumber utama. Analisis data diperoleh  melalui tiga tahap yaitu reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Prosedur penelitian ini melalui tahap pra lapangan, analisis data, dan diakhiri dengan penulisan laporan. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa: (1) Latar belakang kesenian Dongkrek Krido Sakti di Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun menceritakan bahwa pada tahun 1867 Desa Mejayan terkena wabah penyakit atau pagebluk yang menyebabkan warga sekitar meninggal dunia. (2) Mengetahui dan mendeskripsikan karakter visual topeng Dongkrek Krido Sakti Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun, karena di setiap topeng mempunyai ciri karakter yang berbeda. Menunjukkan bahwa bentuk di setiap topeng memiliki keunikan. Bentuk visual topeng Dongkrek terdiri dari bagian mata, alis, hidung, mulut, kumis, dan jenggot. Bentuk dari topeng tersebut tergolong lebih sederhana namun memiliki sifat, karakter dan makna tertentu. (3) Kesenian Dongkrek hingga saat ini masih menjadi sebuah seni tradisi tolak bala upaya di jauhkan dari adanya pagebluk.