Abstrak


Penilaian Kualitas Tanah Untuk Pengembangan Kopi di Kecamatan Bandar Kabupaten Pacitan


Oleh :
Nanda Mei Istiqomah - H0217046 - Fak. Pertanian

Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia, yang berpengaruh besar terhadap perekonomian. Sebagian besar lokasi di wilayah penelitian digunakan untuk sektor pertanian dan perkebunan, antara lain untuk tanaman kopi, yang merupakan salah satu komoditas yang mudah ditemukan dan berpotensi dikembangkan produktivitasnya. Kondisi wilayah di Kecamatan Bandar sesuai dengan syarat tumbuh kopi jenis Arabika. Pertanaman kopi di Kecamatan Bandar belum seluruhnya dirawat dan dikelola dengan baik, sebagian besar hanya dibiarkan tumbuh liar. Evaluasi kualitas tanah diperlukan untuk pengembangan suatu komoditas di wilayah tertentu. Kualitas tanah sebagai kunci pertanian berkelanjutan juga mempengaruhi produktivitas tanaman yang tumbuh di atasnya. Kualitas tanah di Kecamatan Bandar belum diketahui sehingga perlu dilakukan penelitian untuk dapat mengembangkan komoditas Kopi Arabika.
Penelitian dilakukan di Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan dengan analisis laboratorium di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, dan Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Pelaksanaan penelitian pada bulan Oktober 2020 hingga Februari 2021. Penelitian merupakan penelitian deskriptif eksploratif dengan metode survei. Titik sampel ditentukan menggunakan metode purposive sampling. Peta kerja yang digunakan merupakan hasil overlay dari peta penggunaan lahan, peta curah hujan, peta geologi, peta kontur dan peta jenis tanah. Indikator yang digunakan meliputi indikator fisika, kimia, dan biologi. Indikator yang digunakan adalah tekstur, bobot volume, porositas, kadar lengas, kemantapan agregat, C organik, pH, KTK, KB, P tersedia, K tersedia, N total dan C biomassa mikroba. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan Principal Component Analysis (PCA) menggunakan aplikasi statistik untuk mendapatkan Minimum Data Set (MDS). Indikator yang menjadi MDS untuk menghitung indeks kualitas tanah (IKT) adalah C organik, N total, C biomassa mikroba, pH, porositas, P tersedia, K tersedia dan kemantapan agregat.
IKT di lokasi penelitian berada pada kelas rendah hingga sedang. IKT terendah di lokasi penelitian yakni 1,97 yang termasuk kelas rendah, berada di SPL 2 dengan penggunan lahan tegalan, kemiringan 15 – 25%, jenis tanah Entisol dan vegetasi berupa kopi, jati, cemara serta ketela pohon. IKT tertinggi di lokasi penelitian yakni 3,05 yang termasuk kelas sedang, berada di SPL 6 dengan penggunaan lahan perkebunan, kemiringan 15-25%, jenis tanah Inceptisol dan vegetasi berupa kopi, pinus, ketela pohon dan waru. Berdasarkan penggunaan lahan, IKT pada penggunaan lahan perkebunan lebih tinggi daripada tegalan. Nilai rata – rata IKT penggunaan lahan perkebunan adalah 2,86 sedangkan pada tegalan 2,37. Upaya perbaikan kualitas tanah dapat dilakukan dengan penambahan bahan organik atau bahan pembenah tanah yang lain. Penambahan pupuk untuk memenuhi hara yang dibutuhkan oleh tanaman kopi juga diperlukan agar produktivitasnya meningkat.

Kata kunci : kopi, kualitas tanah, indeks kualitas tanah