Abstrak


Resiliensi Keluarga Serta Pengaruhnya Terhadap Kecemasan Dalam Perkawinan, Kualitas Hidup dan Niat Perceraian


Oleh :
Istar Yuliadi - T511608005 - Sekolah Pascasarjana

Setiap pasangan pasti mengharapkan memiliki perkawinan yang harmonis, namun tak dapat dipungkiri bahwa kehidupan perkawinan selalu berjalan dengan baik. Dinamika perkawinan membuat pasangan terkadang akan mengalami suatu permasalahan. Permasalahan perkawinan yang tidak dapat diselesaikan dengan baik dapat menimbulkan munculnya konflik yang berkepanjangan pada pasangan sehingga dapat menjadi pemicu terjadinya perceraian. Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor yang menyebabkan perceraian, menemukan cara pencegahan kecemasan terhadap perkawinan yang dapat menyebabkan perceraian dengan resiliensi, mengetahui cara meningkatkan kualitas hidup pada pasangan dengan kecemasan terhadap perkawinannya, dan mengetahui efek resiliensi keluarga terhadap kecemasan dalam perkawinan serta kualitas hidup pasangan dengan kecemasan dalam kehidupan perkawinan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi fenomenologi. Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang diharapkan yaitu untuk memahami fenomena yang berkaitan dengan pengalaman individu atas situasi yang dialaminya. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasangan yang sudah bercerai. Subjek penelitian didapatkan dengan teknik pengambilan sampel yaitu snowball sampling. Berdasarkan teknik tersebut maka didapatkan sample penelitian ini berjumlah lima orang yang pernah mengalami perceraian.
Hasil penelitian ini menghasilkan tema penelitian berupa hubungan perkawinan, permasalahan, respon terhadap masalah, dampak permasalahan, dan family interference. Dari tema-tema tersebut didapatkan beberapa temuan di dalam penelitian ini yaitu perceraian pada pasangan diakibatkan oleh tidak terbentuknya resiliensi keluarga, kecemasan dalam perkawinan, dan terdapat family interference.
Terdapat beberapa model modifikasi perilaku yang dapat diterapkan mengatasi perceraian. Model tersebut yaitu Health Belief Model dan Planned Behavior Theory. Konsep HBM dalam penelitian ini digunakan untuk mengatasi kecemasan yang muncul pada pasangan akibat masalah yang terjadi dalam kehidupan perkawinan. Planned Behavioral Theory digunakan untuk menilai niat seseorang dalam berperilaku. PBT bisa diterapkan dalam mengatasi perceraian dengan mengidentifiasi niat percerain menggunakan tiga aspek PBT yaitu attitude towards behavior (sikap terhadap perilaku), Subjective norms (Norma subjektif), Perceived behavioral control (Persepsi kontrol perilaku) untuk mengurangi niat perceraian.

Kata kunci: Perceraian, Resiliensi keluarga, Family Interference, Kecemasan, Kualitas Hidup