;

Abstrak


Analisis Dimensional Norman Fairclough Terhadap Imbauan Covid-19 Berbahasa Jawa di Instagram dan Pemanfaatannya Sebagai Media Pembelajaran Wacana Persuasif di SMA


Oleh :
Hanif Burhanudin - S441908004 - Sekolah Pascasarjana

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan: 1) dimensi tekstual, 2) dimensi praktik diskursif, dan 3) dimensi sosio-kultural dalam 30 imbauan Covid-19 berbahasa Jawa yang terdapat pada dua belas akun Instagram Walikota dan Bupati, serta 4) pemanfaatan hasil penelitian sebagai media pembelajaran wacana persuasif di SMA.
    Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah 30 imbauan Covid-19 berbahasa Jawa, dokumen tertulis dan berbagai informasi dari informan. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan wawancara. Penelitian ini menggunakan validitas teori, sumber data dan metode. Teknik analisis data penelitian ini adalah analisis isi dan teknik analisis wacana kritis model Norman Fairclough.
    Hasil penelitian menunjukkan: 1) Pada dimensi tekstual ditemukan bahwa 30 imbaun Covid-19 bahasa Jawa tersebut dikonstruksi dengan bentuk kalimat imperatif, dan juga dengan pemilihan diksi direktif yang mengandung daya persuasif. Ditemukan juga tema, modalitas, relasi, representasi dan identitas. Pembaca direpresentasikan secara positif. Kemudian, unsur identitas dan relasi memiliki kaitan erat dengan konteks budaya, bahasa Jawa, dan konteks kuasa yang melingkupi 30 imbauan Covid-19 tersebut. 2) Pada dimensi praktik diskursif diperoleh temuan bahwa teks diproduksi oleh 12 kepala daerah dengan menggunakan struktur bahasa persuasif yang mengacu secara intertekstual dengan kebijakan pemerintah pusat terkait penanganan Covid-19. Dilihat dari aspek kebahasaan, teks diproduksi menggunakan bahasa Jawa sehingga terjalin relasi kultural antara produsen dan konsumen teks. Pada proses distribusi, teks didistribusikan melalui Instagram yang membuat penyebaran teks menjadi lebih instan sekaligus mempengaruhi aspek konsumsi. 3) Pada dimensi praktik sosio-kultural ditemukan bahwa ranah situasional, institusional, dan sosial saling berdialektika. Ranah situasi, peristiwa pandemi Covid-19 adalah situasi yang melatarbelakangi kemunculan 30 imbauan tersebut. Pada ranah institusional, 30 imbauan tersebut adalah wujud upaya institusi 12 kepala daerah dalam merespon konteks situasi Covid-19. Pada ranah sosial, upaya persuasif tersebut bertujuan melakukan social influence yang menstimulasi perubahan sosial menuju new normal. 4) 30 imbauan tersebut, beserta hasil penelitian, dapat bermanfaat sebagai media pembelajaran dalam KD 3.1 mengidentifikasi, memahami dan menganalisis Wacana Non-Sastra dalam K-13 Jawa Timur. Serta KD 3.3 & 4.3 menelaah, menulis pariwara (ILM) K-13 Jawa Tengah.