Protokol Kyoto menyaratkan Carbon Disclosure Project (CDP) sebagai salah satu langkah dalam mengurangi emisi karbon. Hal ini menyebabkan meningkatnya permintaan akan pengungkapan informasi emisi karbon oleh pemangku kepentingan. Direktur perempuan dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan karena perempuan dianggap lebih peduli terhadap lingkungan dan lebih memperhatikan pengungkapan karbon secara sukarela. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh keberadaan direksi perempuan terhadap pengungkapan emisi karbon. Populasi penelitian adalah perusahaan sektor pertambangan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (IDX), Bursa Malaysia, Singapore Stock Exchange (SGX), Stock Exchange Thailand (SET), dan Philippine Stock Exchange (PSE) periode 2016 sampai dengan 2020. Berdasarkan metode purposive sampling diperoleh data observasional sebesar 399 observasi. Metode regresi unbalanced data panel digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari laporan tahunan dan laporan keberlanjutan perusahaan sampel. Peningkatan keberadaan direksi perempuan meningkatkan pengungkapan emisi karbon naik sebesar 1,514 (p=0,002). Peningkatan keberadaan direksi independen perempuan menurunkan pengungkapan emisi karbon sebesar 2,08 (p=0,005). Direksi perempuan berlatar belakang pendidikan akuntansi, manajemen, maupun bisnis 0,218 lebih rendah dalam mengungkapkan emisi karbon dibanding direksi perempuan berlatar belakang pendidikan selain akuntansi, manajemen, maupun bisnis (p=0,055). Peningkatan usia direksi perempuan akan meningkatkan pengungkapan emisi karbon sebesar 0,011 (p=0,031). Sedangkan, keberadaan direksi perempuan asing tidak berpengaruh terhadap pengungkapan emisi karbon (p=0,874). Direksi perempuan dan usia direksi perempuan berpengaruh positif, latar belakang pendidikan memiliki pengaruh, direksi Independen perempuan berpengaruh negatif, sedangkan direksi perempuan asing tidak berpengaruh terhadap pengungkapan emisi karbon.
