Abstrak


PERANAN AHMAD HILAL DALAM MENGGERAKKAN NAHDHATUL ULAMA DI WILAYAH KLATEN DAN SUKOHARJO 1950-1966


Oleh :
Ichsan Nugroho - B0418031 - Fak. Ilmu Budaya

ABSTRAK

Ichsan Nugroho. B0418031. 2022. Peranan Ahmad Hilal dalam Menggerakkan Nahdhatul Ulama Di Wilaya Klaten dan Sukoharjo 1950-1966. Skripsi Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Penelitian ini mengangkat tema tentang peranan Ahmad Hilal dalam menggerakkan NU di Klaten dan Sukoharjo. Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu Pertama, mengetahui biografi Ahmad Hilal sebagai kiai Mursyid Thoriqoh Sadziliyah. Kedua, mengetahui “Peranan Ahmad Hilal dalam menggerakkan NU di Klaten dan Sukoharjo 1954-1966. Ketiga, mengetahui strategi dakwah Ahmad Hilal di Klaten dan Sukoharjo 1950-1966.

Penelitian ini mengunakan metode sejarah yang meliputi empat tahap: (1) Heruistik (pengumpulan data) yang berupa pemberitaan dalam surat kabar sezaman yaitu surat kabar Harian Rakyat dan Duta Masyarakat serta memakai narasumber sebagai sumber utama dengan mewawancarai santri Ahmad Hilal, putri Ahmad Hilal dan mantan pengurus PCNU Klaten dan Sukoharjo yang pernah menjumpai Ahmad Hilal. (2) Kritik sumber, peneliti melakukan kritik eksternal dan internal. (3) Interpretasi, ditafsirkan fakta-fakta sejarah menjadi satu kesatuan. (4) Historiografi, dilakukan penulisan sejarah, dengan menyajikan semua fakta dalam bentuk tulisan sejarah.

Hasil penelitian ini menunjukan peranan Ahmad Hilal penting bagi pergerakan NU di Klaten dan Sukoharjo pada tahun 1954-1966. Ahmad Hilal membentuk pengurus Cabang NU Klaten dan Sukoharjo pada tahun 1954. Setelah Ahmad Hilal berhasil mendirikan PCNU dikedua daerah itu, Ahmad Hilal memiliki strategi dakwah melalui tradisi-tradisi NU yang mudah diterima oleh masyarakat. Strategi itu antara lain menciptakan khasidah-khasidah berbahasa Jawa, dan menyisipkan ajaran Islam dalam budaya jawa seperti kenduri dan selamatan. Selain itu, Ahmad Hilal dalam berdakwah selalu mengintegritaskan syariat dengan Thoriqoh. Hal itu dapat dilihat dari karyanya yang berupa syiir-syiir khasidah selalu mengajak untuk mengedepankan syariat Islam.

Kesimpulan penelitian ini yakni Ahmad Hilal berhasil mendirikan beberapa Majelis Wakil Cabang Ulama Klaten dan Pengurusn Cabang Nahdhatul Ulama di Sukoharjo. Pergerakan dakwah Ahmad Hilal menggunakan tradisi-tradisi NU baik di Sukoharjo maupun di Klaten, sehingga strategi itu dapat menarik simpati masyarakat untuk bergabung ke NU. Selain itu, diabupaten Klaten Ahmad Hilal berhasil menarik simpatisan PKI yang dahulunya menentang dakwahnya untuk bergabung.ABSTRAK

Ichsan Nugroho. B0418031. 2022. Peranan Ahmad Hilal dalam Menggerakkan Nahdhatul Ulama Di Wilaya Klaten dan Sukoharjo 1950-1966. Skripsi Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Penelitian ini mengangkat tema tentang peranan Ahmad Hilal dalam menggerakkan NU di Klaten dan Sukoharjo. Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu Pertama, mengetahui biografi Ahmad Hilal sebagai kiai Mursyid Thoriqoh Sadziliyah. Kedua, mengetahui “Peranan Ahmad Hilal dalam menggerakkan NU di Klaten dan Sukoharjo 1954-1966. Ketiga, mengetahui strategi dakwah Ahmad Hilal di Klaten dan Sukoharjo 1950-1966.

Penelitian ini mengunakan metode sejarah yang meliputi empat tahap: (1) Heruistik (pengumpulan data) yang berupa pemberitaan dalam surat kabar sezaman yaitu surat kabar Harian Rakyat dan Duta Masyarakat serta memakai narasumber sebagai sumber utama dengan mewawancarai santri Ahmad Hilal, putri Ahmad Hilal dan mantan pengurus PCNU Klaten dan Sukoharjo yang pernah menjumpai Ahmad Hilal. (2) Kritik sumber, peneliti melakukan kritik eksternal dan internal. (3) Interpretasi, ditafsirkan fakta-fakta sejarah menjadi satu kesatuan. (4) Historiografi, dilakukan penulisan sejarah, dengan menyajikan semua fakta dalam bentuk tulisan sejarah.

Hasil penelitian ini menunjukan peranan Ahmad Hilal penting bagi pergerakan NU di Klaten dan Sukoharjo pada tahun 1954-1966. Ahmad Hilal membentuk pengurus Cabang NU Klaten dan Sukoharjo pada tahun 1954. Setelah Ahmad Hilal berhasil mendirikan PCNU dikedua daerah itu, Ahmad Hilal memiliki strategi dakwah melalui tradisi-tradisi NU yang mudah diterima oleh masyarakat. Strategi itu antara lain menciptakan khasidah-khasidah berbahasa Jawa, dan menyisipkan ajaran Islam dalam budaya jawa seperti kenduri dan selamatan. Selain itu, Ahmad Hilal dalam berdakwah selalu mengintegritaskan syariat dengan Thoriqoh. Hal itu dapat dilihat dari karyanya yang berupa syiir-syiir khasidah selalu mengajak untuk mengedepankan syariat Islam.

Kesimpulan penelitian ini yakni Ahmad Hilal berhasil mendirikan beberapa Majelis Wakil Cabang Ulama Klaten dan Pengurusn Cabang Nahdhatul Ulama di Sukoharjo. Pergerakan dakwah Ahmad Hilal menggunakan tradisi-tradisi NU baik di Sukoharjo maupun di Klaten, sehingga strategi itu dapat menarik simpati masyarakat untuk bergabung ke NU. Selain itu, diabupaten Klaten Ahmad Hilal berhasil menarik simpatisan PKI yang dahulunya menentang dakwahnya untuk bergabung.