Polusi debu halus akibat PLTU batubara yang terjadi di Indonesia dan beberapa negara di dunia akhir-akhir ini telah meningkatkan kekhawatiran tentang dampak perubahan iklim. Seiring dengan hal tersebut, peranan non-governmental organization dalam kajian hubungan internasional turut mengalami perubahan pula. Penelitian ini akan menganalisis upaya Climate Solutions sebagai organisasi lingkungan dalam menghentikan investasi batubara Korea Selatan di luar negeri, termasuk Indonesia. Melalui teori Transnational Advocacy Networks (TAN) dan pola boomerang, Climate Solutions membangun jaringan advokasi transnasional untuk mencapai tujuannya. Penelitian ini berupaya untuk mencoba mengidentifikasikan upaya yang dilakukan oleh Climate Solutions untuk mempengaruhi perilaku negara melalui gerakan dan strategi yang dilakukan.Dalam analisisnya, penelitian menggunakan metode kualitatif dengan proses pengumpulan data melalui kajian kepustakaan seperti buku, jurnal, laporan, berita online dan literature dari website resmi suatu institusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan oleh Climate Solutions berhasil mempengaruhi perilaku negara dengan adanya pernyataan komitmen penghapusan pembiayaan investasi batubara Korea Selatan di luar negeri oleh Presiden Moon Jae-in dalam beberapa pertemuan iklim internasional. Namun, pernyataan tersebut masih sebatas komitmen verbal, sehingga belum bisa dipertanggungjawabkan apabila Korea Selatan melanggar dan kembali mendukung proyek pembangunan PLTU batubara di luar negeri.
