Pandemi COVID 19 memicu adanya krisis akibat tekanan dan ketidakpastian yang berkepanjangan. Pengembalian pasar mengalami penurunan drastis membuat pola krisis keuangan kembali terjadi. Perkembangan regulasi selama beberapa waktu berfokus pada penciptaan sistem keuangan yang baik termasuk di dalamnya institusi perbankan yang rentan terhadap risiko sistemik. Di sisi lain, pasar mengalami pertumbuhan yang signifikan membuat pembiayaan banyak bergantung pada kondisi pasar. Penelitian ini sebagai pembanding antara kedua pembiayaan mana yang paling berisiko ketika krisis COVID 19 ini terjadi. Peneliti membandingkan efek risiko dari struktur keuangan pada 47 Negara dari Kelompok Negara Maju dan Negara Berkembang pada tahun 2020 hingga 2021. Hasil penelitian menunjukkan kedua pembiayaan signifikan terhadap risiko sistemik selama masa pandemi COVID 19. Pembiayaan pasar selama masa observasi memberikan efek risiko yang lebih besar dibandingkan pembiayaan perbankan. Sedangkan fenomena menarik terlihat di mana pembiayaan perbankan signifikan mengurangi risiko pada Kelompok Negara Maju. Penelitian ini menunjukkan pembiayaan mana yang lebih berisiko untuk setiap kandidat kelompok negara beserta fenomena yang menunjukkan alasan dibaliknya.
