Abstrak


Studi Kosmopolitanisme Islam: Analisis Pengaruh Ideologi Terhadap Peran Bantuan Kemanusiaan di Palestina oleh Adara Relief International Tahun 2020-2021


Oleh :
Marenda Athallah Farras Majid - D0419035 - Fak. ISIP

Adara Relief International merupakan sebuah Non-Governmental Organization (NGO) yang memiliki fokus gerak di bidang bantuan kemanusiaan (humanitarian aid) untuk anak-anak dan wanita Palestina. Sebagai sebuah lembaga yang bergerak di bidang bantuan kemanusiaan dan juga bersifat resmi, tentu mereka memiliki rangkaian program kerja yang terintegerasi dengan visi dan misi mereka. Adapaun visi dan misi yang terbentuk tentu sangat erat kaitannya dengan apa bentuk ideologi yang dianut. Adara Relief International sendiri menjadikan nilai islam sebagai landasan utama dari napas gerak mereka. Melalui ideologi islam tersebut, mereka mampu memiliki kebulatan tekad yang kuat serta rangkaian program yang terlaksana dengan matang di tingkat internasional, khsusunya di Palestina. Dengan melihat fenomena tersebut, sejatinya Adara Relief International memiliki semangat nilai kosmopolitanisme islam dalam diri mereka. Sehingga, penelitian ini mencoba membedah bagaimana nilai tersebut tumbuh pada diri Adara Relief International dan mempengaruhi implementasi program mereka dengan menggunakan teori kosmopolitanisme islam dan civil society; serta model penelitian deskriptif-kualitatif, ditemukan jawaban bahwa nilai kosmopolitanisme islam yang ada dalam darah mereka tersintesis lahir dari latar belakang salah satu pendirinya, yaitu Ibu Yoyoh Yusroh yang merupakan seorang aktivis islam dan pengalaman beliau setelah mengikuti Pioneer Conference I di Istanbul pada tahun 2007. Adapun nilai tersebut terjewntahkan ke dalam enam poin utama, yaitu: Isi Surat Al Isra ayat 1, hadits Nabi Muhammad SAW riwayat Maimunah, keyakinan akan Palestina merupakan kiblat perjuangan umat muslim, amanat pembukaan UUD 1945 alinea pertama, isi buku karya M. Zein Hassan, dan pernyataan Ir. Soekarno mengenai Palestina. Melalui enam landasan tersebut, akhirnya terimplementasi ke dalam 13 rangkaian program kerja mereka yang terbukti berhasil dalam memenuhi kebutuhan warga Palestina yang menjadi korban eskalasi konflik Israel-Palestina.