Abstrak


TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYRAKAT PADA DAERAH RENTAN BENCANA TANAH LONGSOR DI KECAMATAN MADUKARA KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2018


Oleh :
M Ridwanulloh - K5413043 - Fak. KIP

Muhammad Ridwanulloh. K5413043. TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT PADA DAERAH RENTAN BENCANA TANAH LONGSOR DIKECAMATAN MADUKARA KABUPATEN
BANJARNEGARA TAHUN 2018 (sebagai suplemen Materi Pembelajaran Geografi Sekolah Menenga Atas (SMA) kelas X Kurikulum 2013 Paa Materi Mitigasi dan Adaptasi Bencana).
Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Septeber 2019.
Tujuan penelitian ini untuk (1) Untuk mengetahui tingkat kerentanan bencana tanah longsor di Kecamatan madukara. (2) Untuk mengetahui kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana tanah longsor di Kecamatan Madukara. (3) Untuk mengetahui bagaimana penguranagan resiko bencana tanah longsor berbasis masyarakat di Kecamatan Madukara.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode sempling dan surve. Populasi adalah desa di daerah rentan bencana tanah longsor di Kecamaytan Madukara Kabupaten Bnajarnegara. Unit analisi adalah masyarakat desa pemerintah Desa serta instnsi terkait. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan metode wanwncara. Teknik uji validitas data digunakan triangulasi data observasi lapangan, data interpretasi dan data sekunder.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui hasil sebagai berikut Kesiapsiagaan individu rumah tangga di Kecamatan Madukara memiliki tiga kategori kesiapsiagaan yaitu kurang siap, hampir siap, dan siap.
(1) tingkat kerentanan bencana tana longsor di Kecamatan madukara trdapat 20 desa yang di bagi menjadi 3 kreteria rendah dengan jumlah 4, sedang 7 desa, tinggi 9 desa.
(2) Pada kategori kurang siap individu dan rumah tangga mereka mengetahui bencana tanah longsor namun masih sangat terbatas. kategori hampir siap individu sudah menegtahui dan mmemahami bencana tanah longsor dalam sekala yang terbatas. kategori siap individu dan rumah tangga sudah memahami dan mengetahui resiko bencana yang ada namun belum maksimal.
(3) pelatihan kesiapsiaan bencana, pemasagan rambu jalur efakuasi, pemasangan alat peringatan bencana serta reboisasi pada darah rentan bencana tanah l;ongsor bisa menjadi solusi. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu jumlah sample responden belum bisa menggambarkan kondisi secara umum dan metode pengambilan data yang terbatas melalui kuesioner saja. Sehingga diharapkan ada perbaikan dalam penelitian selanjutya.