Latar Belakang: Kondisi sindrom metabolik dapat menyebabkan disfungsi sel beta pankreas, dan apoptosis pada sel-sel di pulau Langerhans. Aloe vera dilaporkan sebagai salah satu tanaman terapi untuk sindrom metabolik dan berpengaruh baik terhadap perbaikan kondisi pulau Langerhans pada kondisi sindrom metabolik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanolik Aloe vera terhadap luas pulau Langerhans jaringan pankreas tikus Wistar (Rattus norvegicus) dengan model sindrom metabolik terinduksi dan pengaruh kenaikan dosis ekstrak etanolik Aloe vera pada peningkatan luas pulau Langerhans.
Metode: Penelitian bersifat eksperimental laboratorik dengan gabungan posttest only dan pretest posttest control group design. Sampel 30 tikus dibagi menjadi 5 kelompok: K1–kelompok kontrol; K2–kelompok sindrom metabolik; K3, K4, dan K5–kelompok sindrom metabolik yang diberi ekstrak etanolik Aloe vera dengan dosis 200, 250, dan 300 mg/kgBB. Pengukuran parameter klinis SM (GDP, BB, kadar HDL, dan trigliserida) dilakukan pada hari ke-1, 28, dan 57. Pengamatan histopatologis pulau Langerhans dilakukan setelah pengecatan HE pada preparat pankreas. Data dianalisis dengan one way ANOVA, post hoc Tukey HSD, dan korelasi Pearson.
Hasil: Uji one way ANOVA pada rerata luas pulau Langerhans K1 – K5 menunjukkan ada perbedaan yang signifikan karena p=0,00 (p < 0>post hoc Tukey HSD menunjukkan perbedaan rerata luas pulau Langerhans yang signifikan antara K2 dengan K1, K3 – K5 (p < 0>Aloe vera pada K3 – K5 berkorelasi sangat kuat terhadap peningkatan luas pulau Langerhans.
Simpulan: Pemberian ekstrak etanolik Aloe vera dengan dosis 200, 250, dan 300 mg/kgBB dapat meningkatkan luas pulau Langerhans secara signifikan. Peningkatan dosis ekstrak etanolik Aloe vera berkorelasi sangat kuat terhadap peningkatan luas pulau Langerhans.
