Abstrak


Analisis lay out produksi skt (sigarette kretek tangan) pada PT. Djitoe Indonesian Tobacco Coy Surakarta


Oleh :
Hamid Sobari - F3506083 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

ABSTRAK Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk dapat menciptakan produk yang berkualitas bagi para konsumen dengan tingkat efisiensi dan proses produksi yang lancar. Untuk mencapai tujuan tersebut salah satunya adalah dengan mengambil suatu keputusan manajemen dengan menerapkan strategi perencanaan tata letak (plant lay out). Tata letak (lay out) dari fasilitas produksi yang efektif merupakan elemen dasar yang sangat penting dari kelancaran dan efisiensi proses produksi. Pentingnya hal tersebut maka harus disusun pengaturan lay out dengan sebaik-baiknya. Obyek dari penelitian ini adalah PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO COY yang berlokasi di JL. LU Adisucipto No.51 Surakarta khususnya pada lay out produksi SKT (Sigarette Kretek Tangan). Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan sekunder. Tehnik pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan dengan penelitian lapangan dan studi pustaka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi lay out produksi dan untuk mengetahui penerapan bentuk lay out produksi SKT (Sigarette Kretek Tangan) pada PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO COY. Efisiensi dilakukan dengan metode Line Balancing yaitu proses pembagian pekerjaan pada work stations sedemikian rupa sehingga diperoleh keseimbangan setiap work stations. Hasil analisis dari data yang ada berupa waktu kegiatan proses produksi 8 jam sehari dengan hasil produksi 125 bos dengan waktu siklus atau waktu untuk mengerjakan satu satuan barang sebesar 3,84 menit dan jumlah waktu setiap elemen kerja sebesar 23,40 menghasilkan 7 stasiun kerja. Analisis line balancing menunjukkan perhitungan tingkat pengangguran sebesar 12,94% dan tingkat efisiensi sebesar 87,05%. Analisa diskriptif dilakukan dengan mengidentifikasi penataan susunan lay out dan urutan proses produksi mulai tembakau dan cengkeh dari gudang ke mesin perajang, ke mesin pencampuran, pelintingan, hingga pengepakan dan menuju gudang barang jadi. Urut – urutan proses produksi dan hasil produksi yang selalu sama berupa rokok dan tidak dapat digunakan untuk memproduksi barang lain menunjukkan bahwa lay out tersebut merupakan lay out garis.