;

Abstrak


Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Double Loop Problem Solving (DLPS) pada Materi Pencemaran Lingkungan terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah ditinjau dari Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VII


Oleh :
Silva Ayu Indah P - S832002013 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Perbedaan pengaruh model pembelajaran PBL dan DLPS pada materi pencemaran lingkungan terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa; 2) Perbedaan kemampuan pemecahan masalah siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dan berpikir kritis rendah; 3) Perbedaan kemampuan pemecahan masalah siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi dan berpikir kreatif rendah; 4) Interaksi model pembelajaran PBL dan DLPS dengan kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa; 5) Interaksi model pembelajaran PBL dan DLPS dengan kemampuan berpikir kreatif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa; 6) Interaksi antara berpikir kritis dan berpikir kreatif dengan kemampuan pemecahan masalah; 7) Interaksi antara model pembelajaran PBL, model pembelajaran DLPS, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan berpikir kreatif terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa.

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah kelas VII semester genap di SMPN 1 Sukodadi, sebanyak 2 kelas. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling. Kelas eksperimen 1 menggunakan model pembelajaran PBL dan kelas eksperimen 2 menggunakan model pembelajaran DLPS. Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan berpikir kreatif. Uji hipotesis penelitian ini menggunakan uji anava tiga jalan.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) siswa yang diberi model pembelajaran PBL memperoleh rata-rata kemampuan pemecahan masalah lebih tinggi dibandingkan siswa yang diberi model pembelajaran DLPS; 2) Siswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi memilik kemampuan pemecahan masalah yang lebih tinggi daripada siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah; 3) Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih tinggi daripada siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif rendah; 4) Tidak ada interaksi model pembelajaran PBL dan DLPS dengan kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa; 5) Tidak ada interaksi model pembelajaran PBL dan DLPS dengan kemampuan berpikir kreatif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa; 6) Tidak ada interaksi berpikir kritis dengan berpikir kreatif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa; 7) Tidak ada interaksi antara kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif dengan model pembelajaran PBL, DLPS terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa.