Abstrak


PENGARUH VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK ETANOLIK KULIT KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii (Nees & Th. Nees) Blume) DALAM SEDIAAN KRIM BODY SCRUB TERHADAP SIFAT FISIKA, KIMIA, DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus epidermidis


Oleh :
Elizabeth Sevina Auryn Vania Arnanda - M0618015 - Fak. MIPA

   Kayu manis (Cinnamomum burmani (Nees & Th. Nees) Blume) memiliki beberapa senyawa aktif dimana sebanyak 60-70% merupakan senyawa sinamaldehid yang memiliki aktivitas antibakteri. Tanaman ini diekstrak menggunakan etanol 96?n ekstraknya diaplikasikan pada sediaan krim body scrub. Body scrub dipilih karena dapat membantu proses eksfoliasi dan pencegahan jerawat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi ekstrak etanolik kayu manis terhadap sifat fisika, kimia, dan aktivitas antibakteri dari krim body scrub. Kulit kayu manis diekstraksi dengan etanol 96% kemudian diformulasikan dalam krim body scrub dengan konsentrasi 10; 15; dan 20% lalu diuji sifat fisika, kimia, dan aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis. Evaluasi sifat fisika dan kimia meliputi pemeriksaan organoleptis, pH, homogenitas, daya sebar, daya lekat, tipe emulsi, dan stabilitas selama penyimpanan suhu ruang dan dengan metode cycling test sebanyak 6 siklus. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran.

   Hasil penelitian dengan analisis statistik One-Way ANOVA menunjukkan bahwa variasi konsentrasi ekstrak yang digunakan berpengaruh signifikan (p<0>body scrub F2 (ekstrak 15%) karena stabil pada penyimpanan selama 4 minggu dan uji cycling-test 6 siklus dengan ditandai tidak adanya pemisahan fase serta perbedaan yang tidak signifikan pada nilai pH, daya sebar, dan daya lekat. Selain itu, aktivitas antibakteri dari F2 yang dihasilkan yakni 32,61 ± 0,005 mm (radikal). Formula krim body scrub F1 (ekstrak 10%) dan F3 (ekstrak 20%) menunjukkan adanya perubahan nilai pH, daya sebar, dan daya lekat yang siginifikan sehingga menyebabkan krim body scrub tidak memenuhi persyaratan berdasarkan SNI Nomor 16-4399-1996 tentang Pelembap Kulit. Namun, aktivitas antibakteri yang dihasilkan F1 dan F3 secara berturut-turut yaitu 15,75 ± 0,005 (radikal) – 16,76 ± 0,0010 (irradikal) dan 39,11 ± 0,015 mm (radikal). Dari ketiga hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa ekstrak etanolik kulit kayu manis (Cinnamomum burmanni (Nees & Th. Nees) Blume) memiliki aktivitas antibakteri yang tinggi.