Abstrak
Pengaruh penambahan arang aktif ( activated charcoal ) dalam ransum yang mengandung konsentrat tinggi terhadap kecernaan dan parameter fermentasi rumen pada domba lokal jantan
Oleh :
Fadhlan Hanif - H0504046 - Fak. Pertanian
RINGKASAN
Kebutuhan terhadap produk peternakan yang terus meningkat mendorong insan peternakan untuk lebih kreatif dalam pengusahaan ternak, yang salah satunya adalah ternak kambing. Ternak domba dalam memaksimalkan produksinya, perlu diberikan ransum dengan kualitas pakan yang mampu menunjang kebutuhan ternak untuk hidup pokok dan produksi. Ransum yang diberikan pada ternak domba terdiri dari pakan hijauan, konsentrat, dan beberapa mineral sebagai pakan tambahan untuk pakan tambahan. Di dalam industri peternakan untuk mendapatkan pertumbuhan yang cepat dan optimal, biasanya peternak memberikan imbangan konsentrat dan hijauan sebesar 80 : 20. Tetapi pemberian imbangan pakan tersebut dapat mengganggu proses metabolisme pakan di dalam rumen ternak. Oleh karena itu, diberikan pakan supplement yang berupa arang aktif yang berfungsi sebagai buffer yang menjaga pH rumen tetap normal dan stabil.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan arang aktif dalam ransum konsentrat tinggi terhadap kecernaan dan parameter fermentasi domba lokal jantan. Penelitian ini dilaksanakan secara dua metode yaitu secara in vivo dan in vitro,untuk Penelitian secara in vivo ini dilaksanakan di kandang domba di desa Tegal Mojo, Kingkang, Wonosari, Klaten, untuk koleksi feses dilakukan tanggal 19 - 25 Oktober 2008. Penelitian ini menggunakan domba lokal jantan rata - rata umur ± 7 bulan dengan rata - rata bobot ±17,5 kg dan terdiri dari empat perlakuan yaitu : P0 (kontrol), P1 (0,6% arang aktif), P2 (0,9% arang aktif), P3 (1,2% arang aktif). Setiap perlakuan terdiri dari tiga ulangan dan setiap ulangan terdiri dari satu ekor domba. Data yang dikoleksi adalah Komsumsi bahan kering dan organik serta Kecernaan bahan kering dan bahan organik. Penelitian secara in vitro dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Makanan Ternak Universitas Sebelas Maret pada tanggal 5 Desember 2008. Data yang dikoleksi adalah VFA, NH3. Data yang diperoleh di analisis menggunakan analisis variansi Rancangan Acak Lengkap pola searah dan jika ada perbedaan rerata perlakuan diuji dengan Duncan’s New Multiple Range Test (DMRT).
Hasil penelitian VFA menunjukkan perbedaan sangat nyata (P≤0,01) antara P3 terhadap P0, P1, P2 yaitu 22,24; 26,40; 22,77; 14,32 (mmol), menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (P≤0,05) antara P0, P1, P2, P3 terhadap NH3 11,10; 9,26; 9,85; 8,80 (mmol), Konsumsi bahan kering 530,96; 678,77; 638,37; 728,85 (g/ekor/hari), Konsumsi bahan organik 368,57; 504,58; 467,91; 550,49 (g/ekor/hari) tetapi menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P≤0,01) antara P0 terhadap P1, P2, P3 terhadap kecernaan bahan kering 49,46; 63,01; 64,62; 62,38 (%) dan kecernaan bahan organik 43,92; 61,62; 62,53; 61,16 (%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan arang aktif sampai level 1,2% dalam ransum konsentrat tinggi berpengaruh tidak nyata terhadap NH3, konsumsi bahan kering, konsumsi bahan organik tetapi menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap VFA, kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik (P≤0,01).
Kata kunci : Arang aktif, Domba, VFA, NH3, Konsumsi, Kecernaan