Abstrak


Aksi Terorisme Oleh Kelompok Jamaah Islamiyah Di Jakarta Dalam Perspektif Media Massa Tahun 2003-2009


Oleh :
Agung Dwi Nugroho - B0416003 - Fak. Ilmu Budaya

Agung Dwi Nugroho. B0416003. Aksi Terorisme Oleh Kelompok Jamaah Islamiyah Di Jakarta Dalam Perspektif Media Massa Tahun 2003-2009. Progam Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) sejarah munculnya radikal terorisme di Indonesia, (2) bentuk radikal terorisme oleh kelompok Jamaah Islamiyah di Jakarta tahun 2003-2004, (3) bentuk radikal terorisme oleh kelompok Jamaah Islamiyah tahun 2005-2009.
Metode yang digunakan dalam penelitian sejarah ini meliputi heuristik, kritik sumber (kritik intern dan kritik ekstern), intepretasi data dan historiografi. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah Surat Putusan Peradilan, Kitab Perjuangan Umum Al Jamaah Al Islamiyah (PUPJI), dan Laporan Australian Federal Police  tahun 2002-2003. Sumber lainnya berupa Surat Kabar sezaman.
Berdasarakan analisis dari berbagai sumber yang telah diperoleh diketahui bahwa paham radikalisme yang mengatasnamakan agama Islam sudah ada sejak awal Negara Indonesia Merdeka. Embrio awal dari paham radikal terorisme yang ada di Indonesia adalah pemberontakan DI/TII oleh Kartosoewirjo yang bertujuan untuk membentuk Negara Islam Indonesia. Pada masa Pemerintahan Orde Baru, gerakan-gerakan radikal semakin berkembang dengan pesat, hal ini tidak lepas dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Orde Baru. Pemerintah Orde Baru banyak mengeluarkan kebijakan yang dianggap sebagai kebijakan yang anti terhadap Islam, salah satunya adalah kebijakan asas tunggal. Gerakan-gerakan radikal pada masa Orde Baru mayoritas berasal dari kalangan kaum Islam Modernis, tokoh gerakan radikal pada masa Orde Baru adalah Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir. Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir adalah dua tokoh pendiri kelompok teroris Jamaah Islamiyah. Jamaah Islamiyah adalah kelompok teroris yang paling bertanggungjawab atas berbagai aksi pengeboman yang terjadi di wilayah Indonesia.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua faktor penyebab munnculnya gerakan-gerakan radikal terorisme yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor Intern berupa rasa kekecewaan, rasa sakit hati, dan rasa kemarahan terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Faktor Ekstern berupa munculnya rasa solidaritas dan simpati kelompok Jamaah Islamiyah terhadap umat Islam yang menjadi korban dari arogansi negara-negara adidaya, dalam hal ini adalah Amerika Serikat dan sekutunya. Jamaah Islamiyah dalam melakukan aksi pengeboman juga mengalami perkembangan strategi. Pasca pengebooman tahun 2004, Jamaah Islamiyah dalam melakukan aksinya menjadi semakin terstruktur.