Abstrak


Dampak Pembelajaran Daring Terhadap Potensi Learning Loss Siswa Sd N Cacaban 4 Kota Magelang Di Masa Pandemi Covid-19


Oleh :
Alivia Nurul Hikma - D0318008 - Fak. ISIP

ABSTRAK

            Pandemi Covid-19, pemerintah berupaya menekan laju penyebaran virus dengan berbagai kebijiakan, salah satunya pada bidang pendidikan yaitu menyelenggarakan proses kegiatan pembelajaran secara daring. Melalui Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD) Direktorat Pendidikan Tinggi No. 4 Tahun 2020 mengenai pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat  Corona Virus Disease 19 (Covid-19). Surat tersebut berisi tentang memberikan instruksi kepada sekolah-sekolah atau perguruan tinggi untuk menyelenggarakan proses pembelajaran jarak jauh dari rumah atau pembelajaran daring. Namun seiring berjalannya waktu, menunjukkan berbagai kendala yang cukup serius yang menyebabkan pembelajaran daring ini kurang efektif. Adanya kendala dalam proses pembelajaran daring dan jika berlangsung cukup lama akan mengakibatkan learning loss, yaitu berkurangnya pengetahuan & keterampilan secara akademis hingga sosial dan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana dampak pembelajaran daring terhadap potensi learning loss siswa SD N Cacaban 4 Kota Magelang di masa pandemi covid19. Teori yang digunakan yaitu teori Pendidikan Kritis Paulo Freire dan teori Pendidikan Henry A. Giroux ‘Pedagogy of The Depressed’. Metode yang digunakan ialah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data berupa wawancara dan juga observasi langsung pada guru kelas, orang tua siswa, dan siswa SD N Cacaban 4 Kota Magelang. Hasil dari penelitian ini ialah pembelajaran daring yang diakibatkan dari pandemi Covid-19 ini menimbulkan adanya kesulitan bagi siswa, pengajar, dan juga orangtua. Dengan adanya hambatan atau kesulitan yang terjadi akan mengakibatkan munculnya potensi learning loss. Menurunnnya semangat belajar siswa, nilai anak tinggi namun pada kenyataannya anak mengalami kesulitan dalam pemahaman materi, lalai dalam pengumpulan tugas. Dalam proses pembelajaran daring ini, guru hanya memberikan video materi dan beberapa bahan kepada siswa untuk dipelajari serta banyaknya tugas untuk dikerjakan. Freire mengatakan bahwa sama dengan terhadap pendidikan dehumanis yaitu  pendidikan yang menjadikan pengajar sebagai pemeran utama dan peserta didik harus menerima apapun yang disampaikan oleh gurunya, murid tidak diberikan kebebasan untuk bergerak, namun murid yang seperti robot. Bagi Freire pendidikan itu ditandai dengan percaya diri dalam diskusi, dapat menafsirkan masalah secara mendalam, dan mampu menolak dan menerima. Pedagogik ini bukan sekedar transfer pengetahuan yang diterima, statis atau metodelogi yang kaku, namun mengandaikan bahwa siswa dialihkan oleh keinginan mereka dan termotivasi kearah proses pembelajaran (Giroux, 2001).