Ikan mas (Cyprinus carpio) adalah salah satu ikan yang menjadi makanan favorit yang dikonsumsi masyarakat. Namun, logam berat kadmium yang mencemari lingkungan khususnya pada perairan mempengaruhi organisme akuatik yaitu menimbulkan kerusakan organ hingga dapat menimbulkan kematian apabila melebihi dari ambang batasnya. Selain itu, pada organisme akuatik yang tercemar kadmium apabila dikonsumsi dapat menyebabkan logam berat tersebut berpindah kepada orang yang mengonsumsinya. Pektin telah diketahui memiliki sifat menyerap logam berat kadmium sehingga dapat menurunkan tingkat pencemaran. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek toksik logam berat kadmium setelah pemberian pektin kulit pisang kepok (Musa paradisiaca) pada ikan mas (Cyprinus carpio).
Penelitian ini menggunakan ikan mas berjumlah 75 ekor yang masing-masing berukuran 5 gram dan dibagi menjadi 5 kelompok. Logam kadmium yang diuji menggunakan konsentrasi tunggal 0,84 mg/l. Sedangkan pektin yang duji adalah pektin kering yang berasal dari kulit pisang kepok (Musa paradisiaca). Perlakuan terdiri dari 5 macam: I. Kontrol, II. Kadmium, III. Kadmium+Pektin 0,5 gram, IV. Kadmium+Pektin 1 gram, V. Kadmium+Pektin 1,5 gram. Perlakuan diberikan 1 kali dan ikan mas didiamkan selama 96 jam. Setiap 24 jam sekali diamati perilaku, mortalitas, dan morfologi insang. Kadar kadmium pada air akuarium diukur menggunakan metode Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) pada jam ke-96.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar kadmium dengan adanya pemberian pektin kulit pisang kepok. Semakin besar kadar pektin yang diberikan maka semakin besar penyerapan kadmium. Parameter kimia air pH dan suhu air berada dalam batas normal. Pada pemberian pektin kadar 1,5 gram (perlakuan IV) tingkat toksisitas kadmium terhadap ikan mas menurun yang ditandai dengan tingkat kerusakan insang terkecil dan pola perilaku ikan yang normal. Penurunan mortalitas terjadi pada perlakuan III dan IV. Kadar kadmium air kelompok IV juga menunjukkan kadar paling kecil.