Garam merupakan komoditas pasar yang potensial karena dapat digunakan sebagai bahan makanan sekaligus bahan baku baterai. Kabupaten Pati merupakan salah satu daerah penghasil garam di yang masih menggunakan cara tradisonal dalam proses produksinya. Kondisi ini menyebabkan produksi garam tidak dapat dikendalikan dan terjadinya pasokan yang timpang dan harga yang fluktuatif. Untuk mengatasi tersebut, pemerintah melalui UU No. 9 Tahun 2011 mengatur Sistem Resi Gudang (SRG) untuk menyediakan gudang penyimpanan bagi para petambak garam. Penelitian ini mengembangkan model matematis Mixed Integer Linear Programming (MILP) yang bertujuan untuk memaksimalkan profit yang diperoleh petambak garam, menentukan keputusan pembukaan-penutupan gudang garam dengan SRG, dan menentukan alokasi garam yang dikirim oleh petambak garam menuju gudang garam dan dari gudang garam menuju konsumen melalui integrasi perancangan jaringan rantai pasok. Peramalan produksi garam selama 11 periode sejak tahun 2011 hingga 2021 menggunakan exponential smoothing dilakukan untuk memproyeksikan produksi garam selama tahun 2022 hingga 2026 dan digunakan sebelum menentukan keputusan pembukaan-penutupan gudang garam. Hasil peramalan kemudian diinput ke ILOG CPLEX. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa model yang digunakan memberikan keuntungan maksimal sebesar Rp2.123.953.900 dengan keputusan pembukaan 2 gudang di Bumimulyo dan Genengmulyo serta terdapat keputusan penutupan gudang di gudang Bumimulyo sebanyak 2 kali yang disebabkan penurunan produksi di periode tertentu.
