Abstrak


Representasi Identitas Perempuan dalam Novel Bumi Manusia (1980) Karya Pramoedya Ananta Toer: Kajian Kritik Sastra Feminisme Pascakolonial


Oleh :
Harum Ika Praningrum - B0218024 - Fak. Ilmu Budaya

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui representasi identitas perempuan yang dihadirkan oleh Pramoedya Ananta Toer dalam teks Bumi Manusia (1980). Alasan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana dampak dari pengalaman kolonialisme di dunia Timur berpengaruh terhadap perempuan Timur dikonstruksi dari perspektif pengarang dan kelompok sosial yang diwakilinya.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana hubungan Pramoedya Ananta Toer dan wacana kolonial, (2) Seperti apakah Pramoedya Ananta Toer menghadirkan subjek perempuan dalam novel Bumi Manusia (1980), (3) Subjek perempuan yang mana yang dihadirkan Pramoedya Ananta Toer dalam konteks wacana kolonialisme. Tujuan penelitian ini yaitu, (1) mendeskripsikan hubungan Pramoedya Ananta Toer dan wacana kolonial, (2) mengetahui cara Pramoedya Ananta Toer menghadirkan subjek perempuan dalam novel Bumi Manusia (1980), (3) mengetahui subjek perempuan yang dihadirkan Pramoedya Ananta Toer dalam konteks wacana kolonialisme.

Data primer penelitian ini yaitu isi dan gagasan teks yang berkaitan dengan perempuan dan wacana kolonial. Adapun data sekundernya ialah latar genetik, sosiologis, dan ideologis Pramoedya tentang perempuan dan wacana kolonial. Penelitian ini berjenis kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik baca dan catat. Teknik interpretasi data dilakukan dengan pendeskripsian Pramoedya Ananta Toer dan wacana kolonial, pembacaan oposisi biner untuk mengetahui subjek perempuan yang dihadirkan pengarang. Hasil pembacaan pertama dan kedua dilakukan interpretasikan ulang melalui pembacaan dialektik antara subjek perempuan, wacana kolonial, dan pengarang untuk mengetahui subjek perempuan yang dihadirkan pengarang dalam konteks wacana kolonial.

Berdasarkan hasil analisis data ditemukan simpulan yaitu, (1) Pramoedya Ananta Toer sebagai pengarang dan wakil kelompoknya menolak kolonialisme Barat dan menganggap budaya feodal Jawa sebagai kepanjangan tangan dari kolonialisme, (2) subjek perempuan yang dihadirkan Pramoedya menguatkan wacana perjuangan perempuan yang dijajah untuk mendapat keadilan, (3) dalam konteks wacana kolonial, subjek perempuan yang dihadirkan ialah perempuan yang turut andil dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.