Abstrak


Pengendalian Mutu Tahu dengan Aplikasi Diagram Fishbone dan Pareto pada UD Berkah Lestari Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal


Oleh :
Muhammad Alfa Rizky Mayurfan - H0813109 - Fak. Pertanian

UD Berkah Lestari merupakan salah satu unit perusahaan dagang milik perseorangan yang bergerak di bidang produksi tahu di Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal. Pemasaran produk tahu di UD Berkah Lestari telah merambah hingga ke luar kota, tetapi secara kualitas dan kuantitas produksi belum maksimal. Diperlukan pengendalian mutu untuk memperbaiki proses terciptanya suatu produk tahu dari awal hingga akhir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengendalian mutu yang telah berlangsung, mengetahui permasalahan yang dihadapi terkait mutu, mengetahui masalah dominan dan mengetahui faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mutu tahu, serta mengetahui rumusan pengendalian tahu yang tepat untuk diterapkan pada UD Berkah Lestari. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari kuesioner yang diisi key informan. Data sekunder diperoleh dari tinjauan pustaka. Metode dasar penelitian adalah deskriptif analisis. Lokasi penelitian yaitu di UD Berkah Lestari Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal. Metode penentuan kecacatan dilakukan dengan observasi selama 15 hari. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk tahu menggunakan diagram pareto dan diagram fishbone.
Hasil penenlitian menunjukkan (1) Proses pengendalian mutu terhadap tahu terdiri dari tiga tahap, yaitu pengendalian bahan baku, pengendalian  produksi, dan pengendalian produk. (2) Masalah yang terjadi pada tahu ada  empat, yaitu tekstur tahu terlalu keras, tekstur tahu lembek, tahu berbau, dan tahu terdapat kotoran. (3) Permasalahan tahu paling dominan yaitu tekstur tahu yang terlalu keras sebanyak 39,07%. (4) Faktor dominan yang mempengaruhi mutu tahu (a) Faktor man: terlalu lama melakukan pengepresan, kurang memperhatikan waktu pengepresan, kurang adukan, kurang cuka.. (b) Faktor method : tidak ada standar pengepresan. (c) Faktor material : kualitas cuka buruk, kualitas kedelai buruk, kualitas bahan bakar buruk, air keruh dan berbau. (d) Faktor machine : kerusakan mesin uap. (5) Tindakan perbaikan yang dilakukan (a) Faktor man: mengadakan evaluasi kerja setiap hari sebelum memulai aktivitas agar karyawan lebih disiplin dalam bertugas. (b) Faktor method: memberikan pelatihan dan pengawasan tentang standard pengepresan kepada karyawan. (c) Faktor material: menyortir cuka (bibit tahu) yang siap digunakan, menambah persediaan bahan baku kedelai dengan merek sama dalam gudang, merekonstruksi dinding pembatas di sekitar sumur, dan menyortir serpihan kayu gergaji yang siap digunakan. (d) Faktor machine: mengadakan pengecekan berkala pada mesin uap